Susah banget sih bikin tulisan fiksi?
Yah, itu yang saya rasakan. Kurang bisa berimajinasi. Mungkin terlalu sibuk dengan realita. Makanya, ketika saya menerima tawaran untuk menulis naskah sebuah serial animasi, saya sering kehilangan ide. Butuh berjam-jam hingga menemukan sebuah gagasan yang asyik dan menarik.
Saya sadar diri. Itu mengapa saya ingin belajar kepada ahlinya. Jadi ketika Stiletto, salah satu penerbit indie dari Jogjakarta mengadakan workshop kepenulisan, saya tidak ragu untuk ikut. Terlebih ada mbak Carolina Ratri sebagai pematerinya. Salah seorang blogger , juga penulis yang sering tulisannya saya baca.
Maka jarak Solo-Jogja pun terasa dekat. Selama kurang lebih 2 jam, Mbak Carolina Ratri yang akrab disapa Cara ini, mengajari secara runtut bagaimana menulis sebuah karya fiksi dalam bentuk cerpen.
Menurut Mbak Cara, untuk memulai menulis cerpen ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan dan lakukan.
✍️ 1. Menemukan Ide
Di mana sih yang jual ide? Susah sekali dapatnya. Katanya, ide itu bisa berasal dari hal-hal yang sederhana. Mungkin dari pengalaman kita sendiri, hasil obrolan dengan teman, situasi di kedai kopi, berita di televisi dan lain-lain. Sehingga, kita perlu jeli dalam menangkap hal menarik di sekitaran.
Kadang kita terjebak pada keinginan akan "Ide yang Baru. Ide Orisinal. Ide lain daripada yang lain". Padahal, di dunia ini gak ada kok yang bener-bener baru. Semua hasil duplikasi dan modifikasi. Jadi nggak perlu terlalu muluk-muluk. Coba tangkap hal sederhana, dan modifikasi sesuai dengan kreatifitas.
Karena ide bisa datang dari mana saja, tidak ada salahnya untuk rajin mencatat hal-hal menarik yang kita temui. Dan mencoba lebih kritis dalam mengamati hal-hal disekitar kita.
✍️ 2. Menentukan Tema
Setelah mendapatkan ide, saatnya menentukan tema agar lebih fokus. Kita bisa membuat tema dalam satu kalimat. Misalnya " Seorang anak nelayan merantau ke ibu kota untuk melanjutkan kuliah hingga akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri"
Dari tema yang kita buat, mulai memperlihatkan abstrak ceritanya. Ada sedikit gambaran bagaimana kisah dalam tulisan kita.
✍️ 3. Membuat Plot/ Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapn peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para tokoh dalam sebuah cerita ( Siswanto, Wahyudi.2008. Pengertian Teori sastra)
Untuk membuat alur, bagi cerita menjadi 3 bagian yaitu :
I Pengenalan tokoh dan karakter
II Pengenalan konflik
III Klimaks
JIka di novel, penulis biasanya akan membrikan penyelesaian (denoument) setelah klimaks terjadi. Namun, untuk dicerpen penulis bebas ingin memberikan sebuah penyelesaian atau ingin ceritanya menggantung
Bersama Mbak Carolina Ratri dan Ainun Nufus. Keduanya penulis semoga ketularan :) |
✍️ 4. Mendetailkan Tokoh
Selanjutnya, kita perlu membuat detail para tokoh di dalam cerita yang kita buat. Khususnya untuk peran-peran utama. Mendetailkan tokoh ini dapat dalam bentuk biodata yang lengkap.
Misalnya : Nama : Basuki
Usia : 17 tahun
Sifat : Anak nelayan yang rajin, pantang menyerah dan keras kepala.
Kemudian, kita juga perlu menentukan peran masing-masing tokoh apakah protagonis, antogonis, atau mediator.
Setelah kita melewati ke-4 tahap di atas sebenarnya kita sudah berhasil membuat kerangka sebuah cerita. Cerita yang akan kita tulis sudah semakin jelas. Hingga akhirnya, tahap terakhir ini harus kita lakukan.
✍️ 5. Mengembangkan dan Menyelesaikan
Tahap terakhir inilah yang memerlukan kerja lebih keras. Sisi kreatif kita akan diuji, bagaimana tokoh dan cerita yang kita buat kerangka sebelumnya akan kita kembangkan menjadi kisah yang utuh.
Mbak Cara juga memberikan tips, bahwa kita juga harus rajin membaca buku. Untuk membuka wawasan sekaligus belajar dari para penulis yang lebih senior. Mempelajari gaya bahasa, gaya bercerita dan bagaiaman para penulis tersebut mengembangkan idenya.
Akhirnya, setelah melalui tahap workshop ini, saya belajar bahwa mengembangkan sebuah ide menjadi cerita yang menarik itu tidak mudah. Jika selama ini kita jarang menulis cerita fiksi, membuat kerangka seperti di atas akan membantu membuat cerita kita menjadi lebih terstruktur dan rapi.
Membuat kerangka tulisan juga membantu para penulis yang terkadang mengalami writer's block atau hilangnya kemampuan penulis dalam menulis atau melajutkan tulisannya.
Jadi, dari pada mengeluh bahwa menulis fiksi itu susah, saya kemudian sepakat bahwa "if you wish to writer, write!"
Membuat kerangka tulisan juga membantu para penulis yang terkadang mengalami writer's block atau hilangnya kemampuan penulis dalam menulis atau melajutkan tulisannya.
Jadi, dari pada mengeluh bahwa menulis fiksi itu susah, saya kemudian sepakat bahwa "if you wish to writer, write!"
Terima kasih tipsnya
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteDari dulu paling salut sama para penulis buku, bisa membuat alur cerita sedemikian rupa. Salam kenal ya Kak...
ReplyDeleteUdah lama ngga nulis cerpeeen hahahaha.. sekarang nulis blog aja mood-moodan, padahal dulu udah ada yg nawarin mo publish cerpennya, skrg mah bhay aja lah.. mungkin bisa dicicil, tapi abis itu plotnya pasti berubah dari ide awal kl dicicil hahaha :D
ReplyDeleteseringkali udah mencoba nulis cerpen, tetapi engak menyelesaikannya.
ReplyDeleteMemang yg paling berat saat menyelesaikan
DeleteKalau menulis itu gampang yang susah hanya merangkai kata supaya terlihat menarik dan memanjakan mata serta menggali ide-ide bahkan imajinasi di sekitar kita hingga membuatnya menarik untuk di jadikan sebuah cerpen :D
ReplyDelete