Pasti kita merasa senang , jika tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. Betul?
Tulisan merupakan komunikasi verbal, yakni proses penyampaian suatu pesan atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan kata-kata. Agar suatu komunikasi menjadi efektif, perlu adanya kesamaan referensi dan pengalaman antara penulis dan pembacanya.
Generasi Millenial adalah pengguna terbesar internet. Generasi ini mengacu pada Generasi Y yakni yang lahir antara tahun 1980 hingga tahun 2000. Pew Research Center dalam riset berjudul Millennials: Confident. Connected. Open to Change menyebutkan Generasi Milenial adalah generasi yang open minded, terhubung dengan orang lain dan berekspresi melalui teknologi dan social media.
Jika para content writer atau blogger ingin menarik perhatian para pembacanya yang merupakan Generasi Millenial, KONTEN adalah yang utama perlu diperhatikan. Berikut ini adalah jenis konten yang disukai para pembaca Millenial, seperti yang dijelaskan oleh Silvi Ayudia Noorty, Editor Hipwee, pembicara dalam acara Arisan Ilmu, Kumpulan Emak-emak Blogger Solo Raya 5 November 2017 .
Arisan Ilmu KEB Solo Raya. Pict : @dunialingga |
📌 1. Tulisan yang Ringan
Pembaca Millenial menyukai tulisan yang tidak membuat berpikir terlalu berat. Pesan tulisan langsung dapat diterima tanpa memerlukan analisis mendalam. Meski demikian, pembaca juga menyukai tulisan yang inovatif dan kreatif. Salah satunya dengan penggunaan gambar atau grafis, yang semakin menguatkan/ memperjelas pesan tulisan.
Pembaca Millenial juga berharap bahwa tulisan yang mereka baca mampu membantu memecahkan permasalahan yang mereka hadapi, tetapi...
📌 2. Tulisan Tidak Menggurui
Penulis tidak menempatkan dirinya menjadi orang yang "sok tahu", sehingga pembaca seolah menjadi "pesakitan yang selalu salah". Pembaca menginginkan sebuah tulisan yang menjadi "teman" mereka. Membantu menemukan jawaban atau kegelisahan yang dihadapi pembaca. Solutif.
Tulisan boleh persuasif, namun sampaikan dengan cara yang menyenangkan.
"Kamu yang jerawatan, pakai produk ini dong! "
Menjadi pernyataan yang arogan jika dibandingkan dengan
" Saya rasa, produk ini dapat membantu mengatasi masalah jerawat yang kamu miliki."
📌 3. Emosional dan Familiar
Jika ada kesamaan pengalaman, pembaca akan lebih mudah tertarik. Tulisan-tulisan yang emosional dan dekat dengan pembaca akan mudah diterima oleh pembaca, karena mereka seperti memiliki "rasa" yang sama dengan apa yang dituliskan.
Terlebih lagi, jika penulis menyematkan judul yang "Clik-able" untuk menarik perhatian pembaca, seperti artikel ini.
Sumber : http://www.hipwee.com/hubungan/jodoh-memang-di-tangan-tuhan-tapi-bukankah-menjemputnya-pun-perlu-kamu-lakukan/?ref=terkait_single |
Dari judul artikel di atas, pembaca yang memiliki permasalahan dalam pencarian jodoh merasa "terpanggil" untuk membaca cerita/ tulisan yang senasib dengannya. Mereka para pembaca berharap mendapat dukungan atau jawaban atas rasa yang mereka miliki saat itu.
Di sinilah, tulisan bukan hanya bentuk ekspresi penulis, kan? Di lain pihak, penulis juga harus memperhatikan keinginan dari pembaca yang ingin menemukan tulisan yang ringan menyenangkan namun juga solutif terhadap permasalahan mereka.
Di sinilah, tulisan bukan hanya bentuk ekspresi penulis, kan? Di lain pihak, penulis juga harus memperhatikan keinginan dari pembaca yang ingin menemukan tulisan yang ringan menyenangkan namun juga solutif terhadap permasalahan mereka.
Jadi bagaimana, sudah siap untuk ngedraft tulisan hari ini?
Ngedraf udah lamaaa di pikiran, ga ketulis-tulis hiks
ReplyDeletesemanga eh semangat
DeleteAku pun suka gaya bahasa yang ringan dan mengalir. Tulisan-tulisan di Hipwee emang enak dibacanya.
ReplyDeletebisa nyantai yang baca
Deleteiya, aku juga suka dengan tulisan yg ringan gak banyak bahasa yang aneh2nya tapi tepat sasaran hihihi...
ReplyDeletebetul
Delete