Saya dan Selembar Cek Kosong
Waktu menunjukkan pukul 16.00. Acara gathering akan segera usai. Dengan sabar saya menunggu dibelakang samping FOH. Sudah kesekian kali saya mengingatkan klien saya yang tidak jauh dari tempat saya berada, bahwa dia seharusnya segera menyelesaikan pembayaran.
Ini adalah kali pertama saya menerima job sebagai event organizer di bawah payung usaha saya sendiri. Meski baru pertama, pekerjaan yang saya ambil cukup besar. Saya menyiapkan berbagai keperluan panggung dan multimedia sebuah gathering konsumen produk kesehatan yang melibatkan ratusan peserta.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika menjadi karyawan, saya telah mempelajari bagaimana proses kerja sama antara klien, event organizer dan vendor. Seharusnya, seluruh pembiayaan telah dilunasi H-1. Namun, saya melunak karena klien saya kali ini adalah orang yang saya kenal. Namun, ternyata semua tidak sesuai dengan kesepakatan.
Acarapun usai. Saya belum mendapatkan pembayaran yang seharusnya saya terima. Padahal, saya memiliki tanggung jawab untuk melunasi vendor lainnya.
"Ini mbak, saya bayar pakai cek." Begitu kata klien saya kemudian. Saya awalnya bingung, karena belum pernah mendapatkan mode transaksi seperti ini. Namun akhirnya saya pergi membawa selembar cek, yang saya tahu tidak mungkin saat itu saya cairkan karena sudah lewat jam operasional bank.
Saya mencoba melobi para vendor dengan berat hati. Untuk melakukan pelunasan keesokan harinya. Saat itu saya tidak memiliki uang tunai yang cukup.
Keesoikan harinya saya mengantri di bank untuk mencairkan cek yang saya terima kemarin. Betapa kaget hati saya ketika petugas teller mengatakan bahwa cek tersebut tidak dapat dicairkan karena rekening tidak ada saldo alias kosong. Bagai disambar petir, saat itu juga saya begitu sedih tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya mencoba menghubungi klien. Katanya, rekeningnya akan diisi dan saya diminta menunggu.
Ditemani oleh pacar saya kala itu, saya menunggu di emperan bank. Menunggu hal yang tidak pasti. Tidak cukup satu atau dua jam saya menunggu. Hingga pukul setengah tiga sore dimana bank harus tutup, tidak juga saya mendapat kepastian terkait pencairan cek tersebut.
Kembali saya bingung. Kali ini dengan marah. Merasa dibohongi dan merasa bodoh.
Saya yang saat itu duduk di bangku semester 6 bangku kuliah mengambil risiko yang cukup besar ketika mengambil pekerjaan ini. Saya mengerjakan seorang diri tanpa rekan, juga tanpa ada modal di tangan.
Saya tidak memperkirakan hal seperti ini akan terjadi.
Yang lebih membuat saya sedih karena saya tidak dapat menepati janji untuk melakukan pelunasan ke vendor. Saya tidak ingin menjadi pembohong atau penipu.
Terbersit kembali pengalaman saat saya bekerja dulu. Saat menjadi freelance sering kali upah saya tidak di bayar oleh atasan atau dibayar dengan nominal yang "begitu mengenaskan". Dua tahun penuh dengan pengalaman tidak menyenangkan saya alami, maka di tahun 2011 saya memutuskan untuk membuat event organizer sendiri.
Saya mencoba menjalin relasi dengan berbagai vendor. Dan tidak butuh waktu lama, klien pertama saya datang.
Namun, klien pertama inilah yang menghancurkan hati saya. Dengan kondisi tanpa uang tunai, saya bertekad untuk melunasi para vendor. Saya memiliki harga diri yang cukup tinggi hingga tidak ingin berhutang pada orang tua, meski saat itu adalah solusi yang termudah. Maka akhirnya saya pergi ke pegadaian untuk menggadaikan perhiasan dan laptop yang saya punya. Berusaha untuk mendapatkan dana segar sesegera mungkin.
Akhirnya, uang tunaipun di tangan. Tidak menunggu waktu lama saya segera menutup pembayaran kepada vendor yang telah saya ajak kerja sama sebelumnya. Di hati saya hanya ada satu semangat, biarlah saya bangkrut asal saya tidak menjadi penipu yang melupakan hak orang lain.
Sedih dan kecewa masih saya rasakan beberapa hari, minggu bahkan bulan. Saya hubungi klien tersebut untuk mendapatkan kejelasan. Sayapun memberikan ancaman untuk membawa kasus ini ke ranah pidana.
Hingga akhirnya, masalah ini menemukan titik akhirnya. Klien saya tidak berani menemui saya. Dia mengirim utusannya untuk memberikan dana tunai untuk melunasi seluruh kekurangan pembiayaan event yang telah lalu.
Saya lega. Perhiasan dan laptop saya dapat saya tebus kembali.
Menjadi wirausaha tidak pernah menjadi impian saya, meski saya juga lahir dari keluarga pedagang, Saya ingin bekerja kantoran dengan pakaian rapi. Menunggu gaji tetap setiap bulan dengan konsekuensi menjadi bawahan dan pesuruh orang. Namun, kecintaan saya dalam mengorganisasi suatu acara membawa saya dalam pekerjaan ini. Yang terus saya geluti hingga 5 tahun berjalan.
5 tahun membangun usaha ini, memang bukan perkara mudah. Beberapa kali saya harus menghadapi tantangan baik itu dari klien atau kejadian tidak terduga lainnya. Usaha ini masih kecil, saya hanya berani menghire karyawan freelance untuk meminimalisasi biaya operasional. Menerima job skala kecil, dengan risiko minim asalkan cashflow dapat lancar.
Hingga suatu saat saya bertemu dengan seseorang teman. Saya mencurahkan hati padanya mengenai kondisi usaha saya. Apakah akan jalan ditempat atau harus melangkah maju menghadapi berbagai tantangan lainnya.
Rekan saya mengatakan
"Bekerja jangan untuk cari untung sendiri. Bekerjalah untuk membangun orang lain juga. Sehingga keringatmu lebih banyak manfaatnya. Untuk dunia akhirat"
Mendengar hal itu saya terdiam. Apakah selama ini saya seperti katak dalam tempurung? Memikirkan diri sendiri?
Mencari Inspirasi
Menemukan inspirasi memang tidak mudah. Pencarian saya dalam memaknai sebuah kerja keras berlabuh pada kisah kesuksesan Astra. Di bawah tangan William Soeryadjaya, putra dari pasanggan Tjia Tjoe Bie dan Tan Hei Lan pada 20 Desember tahun 1922, yang lahir dengan nama Kian Liong, PT Astra International Tbk, telah berubah dari perusahaan yang tadinya hanya berkaryawan 4 orang, kini menjadi lebih 214.835 karyawan. Pondasi yang ia telah bangun di sana, membawa Astra menjadi perusahaan terbesar di Indonesia.
Selama ini kita hanya mengenal dan menikmati berbagai produk dan jasa Astra. Berbagai lini bisnis telah dimasuki seperti otomotif, financial service, energi pertambangan dan alat berat, agribisnis, infrastruktur dan logistik, informasi dan teknologi, serta properti pada tahun 2016 lalu. Dua proyek pertama dalam lini bisnis properti tersebut adalah Menara Astra dan Apartemen Anandamaya Residences di area seluas 2,4 hektar yang berlokasi di Jakarta.
Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan Astra dan memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor, terus diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam menyumbangkan devisa bagi negara.
Maka, bukan suatu hal yang mustahil, jika 6 dekade Astra mampu bertahan di Indonesia karena aset intangibel (aset tidak berwujud) seperti aspek human capital, public contribution, good governance, inovasi dan sistem manajemen yang prima.
Perjuangan yang dilakukan tidak pernah mudah. Astra telah melewati berbagai situasi dan kondisi ekonomi serta sosial, juga mengalami beberapa perubahan kepemimpinan. Meski demikian, Astra memiliki nilai-nilai luhur dari Catur Dharma yang tidak pernah hilang dan selalu dipertahankan.
Berkontribusi untuk Pembangunan Bangsa Indonesia.
'Per aspera ad Astra' Sejahtera Bersama Bangsa
Jika sebelumnya ada teman yang mengingatkan saya untuk bekerja sekaligus bermanfaat bagi orang banyak, sayapun menemukan bahwa Astra memimiliki semangat dan cita-cita yang sama. Sejak berdiri lebih dari 57 tahun lalu, Astra senantiasa berupaya menjadi inspirasi pembangunan. Sehingga, kegiatan bisnis bukan hanya berarti pertumbuhan profit semata, tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi untuk pembangunan Bangsa Indonesia.
Melalui strategi pertumbuhan jangka panjang Triple Roadmap Strategy, yaitu Portfolio Roadmap, People Roadmap dan Public Contribution Roadmap, Astra terus membangun tahapan-tahapan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan menuju Goal 2020 sebagai Pride of the Nation.
1. Portfolio Roadmap ✔️
Seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia, Astra selalu berupaya untuk senantiasa memberikan yang terbaik di setiap bidang usaha.
Saat ini Astra memiliki 208 perusahaan dan melayani lebih dari 10 juta konsumen atau pelanggan Grup Astra setiap tahunnya. Komitmen untuk terus menghasilkan produk berkualitas membuat Astra terus berkembang dengan memasuki Divisi Properti di tahun 2016, sehingga saat ini perusahaan memiliki 7 lini bisnis, yaitu Otomotif; Jasa Keuangan; Alat Berat dan Pertambangan; Agribisnis; Teknologi Informasi; Infrastruktur, Logistik dan Lainnya; dan Properti.
2. People Roadmap ✔️
Astra yang awalnya hanya memiliki empat karyawan telah berkembang menjadi perusahaan besar dengan 214.835 karyawan yang tersebar di 208 perusahaan di seluruh Indonesia. Menyadari pentingnya sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, Astra secara konsisten mengembangkan karyawannya dengan menyediakan pelatihan komprehensif mulai dari level dasar sampai kepada level senior eksekutif.
Pelatihan yang terangkum dalam Leadership Development Program (LDP) dikembangkan berdasarkan kebutuhan organisasi, nilai-nilai Catur Dharma, dan 8 Leadership Competence Astra (LCA) dan mencakup 6 tahapan, yakni
1. Astra Attachment Program (AAP)
2. Astra Basic Management Program (ABMP)
3. Astra First Line Management Program (AFMP)
4. Astra Middle Management Program (AMMP)
5. Astra Senior-Manager Management Program (AsrMP)
6. Astra General Management Program (AGMP).
Selain itu, Astra menyadari, pencapaian kinerja perusahaan yang baik tidak lepas dari inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, sejak tahun 1982, Astra telah mengembangkan InnovAstra, sebagai budaya inovasi dan improvement oleh Insan Astra. Selama 35 tahun, total telah dihasilkan 7.390.385 proyek inovasi.
3. Public Contribution Roadmap ✔️
Kontribusi dan tanggung jawab sosial Astra kepada masyarakat, lingkungan dan karyawan guna menciptakan keseimbangan antara kepentingan bisnis, sosial dan lingkungan telah dilakukan sejak perusahaan berdiri. Pilar ini tidak hanya mewakili komitmen Astra untuk menjadi warga korporasi yang baik dengan melaksanakan pelestarian lingkungan dan kegiatan filantrofi sosial, namun melalui pilar ini lingkungan dan sosial lebih jauh diimplementasikan ke dalam arah strategi dan perencanaan bisnis di seluruh anak perusahaan Astra.
Sumber : astra.co.id |
Public Contribution dalam implementasinya memiliki 2 sisi, yakni Lingkungan dan Sosial Masyarakat. Dalam implementasinya keduanya dijabarkan menjadi kebijakan, target yang terukur, kriteria serta prosedur pelaksanaan yang dirangkum dalam Astra Green Company (AGC) dan Astra Friendly Company (AFC).
1. Astra Green Company
Mewujudkan komitmen Astra dalam pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan dan dicantumkan dalam Corporate Policy Communication Social Responsibility and Security (CSRS) serta berbagai turunan programnya yang mencakup efisiensi sumber daya alam, pengurangan limbah, emisi gas rumah kaca, dan penerapan zero workplace incident melalui program behavior based safety.
2. Astra Friendly Company
Mencantumkan berbagai arahan strategi dan implementasi Astra dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan, masyarakat sekitar operasional , pelaksanaan kegiatan CSR, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Melalui Astra Friendly Company, Astra bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan setiap komponen masyarakat sehinggaAstra dapat diterima baik dan menjadi bagian dari masyarakat.
Saat ini, kontribusi publik dilakukan secara berkesinambungan oleh 208 perusahaan Grup Astra serta melalui 9 yayasan Astra yang menerapkan inisiatif SATU Indonesia (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) sebagai langkah nyata Grup Astra beserta delapan yayasan untuk berperan aktif serta memberikan kontribusi meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia.
1. Yayasan Toyota Astra
Berdiri tahun 1974, bergerak di bidang pendidikan.
2. Yayasan Dharma Bhakti Astra
Berdiri tahun 1980, bergerak di bidang pengembangan UMKM
3. Yayasan Astra Bina Ilmu
Berdiri tahun 1995, berkembang menjadi Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) untuk meningkatkan kualitas SDM, terutama di bidang industri sepeda motor.
4. Yayasan Astra Honda Motor
Berdiri tahun 1995, untuk mendukung masyarakat di bidang pendidikan dan Income Generating Activities (IGA).
5. Yayasan Amaliah Astra
Berdiri tahun 2001, bergerak di bidang sosial keagamaan.
6. Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim
Berdiri tahun 2009, bergerak di bidang pendidikan, khususnya di daerah prasejahtera.
7. Yayasan Karya Bakti United Tractors Berdiri tahun 2008, untuk mempersiapkan SDM khususnya di bidang alat berat.
8. Yayasan Astra Agro Lestari
Berdiri tahun 2010, fokus pada kegiatan sosial di bidang pendidikan.
9. Yayasan Insan Mulia Pama
Berdiri tahun 2014, bergerak di bidang sosial keagamaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan Grup Astra di seluruh Indonesia dititikberatkan pada 4 pilar, yakni
1. Astra Untuk Indonesia Sehat (Kesehatan)
2. Astra Untuk Indonesia Cerdas (Pendidikan),
3. Astra Untuk Indonesia Hijau (Lingkungan)
4. Astra Untuk Indonesia Kreatif (UMKM).
Berikut kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di seluruh Indonesia di bawah naungan keempat pilar tersebut:
Astra Untuk Indonesia Sehat
Di bawah pilar Kesehatan, CSR Astra difokuskan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mempercepat perbaikan gizi masyarakat. Selama 60 tahun, Astra telah memberikan pengobatan gratis kepada 125.818 pasien, membina 1.577 posyandu dan menyumbangkan 216.263 kantong darah.
Inisiatif Astra bersama masyarakat untuk mewujudkan Kampung Berseri Astra (KBA) sebagai kampung dengan lingkungan yang bersih dan hijau serta masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif juga mewakili implementasi dari 4 pilar CSR Astra. Saat ini, Astra memiliki 49 KBA yang tersebar di 17 provinsi di seluruh Indonesia.
Sejak tahun 2014 Astra mulai mengampanyekan Program GenerAKSI Sehat Indonesia sebagai bagian dari kontribusi sosial Astra di bidang kesehatan. Melalui kampanye yang memanfaatkan media sosial ini, Astra mendorong masyarakat Indonesia untuk berkomitmen hidup sehat sebagai generasi penerus bangsa. Sampai sekarang, GenerAKSI Sehat Indonesia telah berhasil menyumbangkan 15.654 kacamata bagi anak-anak Indonesia khususnya di wilayah 3T.
Astra Untuk Indonesia Cerdas
Pada pilar Pendidikan dengan program Astra Untuk Indonesia Cerdas fokus pada pembinaan sekolah dasar dan menengah guna meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Hingga kini, Astra telah memberikan 231.936 beasiswa serta membina 15.859 Sekolah Binaan Astra, 20 Rumah Pintar, 124 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 40.284 guru.
Program GenerAKSI Cerdas Indonesia dibentuk untuk mengajak masyarakat Indonesia berterima kasih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berjuang bagi pendidikan. Melalui program ini, sampai sekarang, Astra telah mendonasikan 12.000 sepatu dan 3.039 tas untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak Indonesia di wilayah terpencil, terluar dan tertinggal (3T).
Program “Indonesia, Ayo Aman Berlalu Lintas” (IAABL) merupakan salah satu wujud komitmen Astra untuk terus mengajak masyarakat membudayakan keselamatan berkendara di jalan raya. Melalui program ini, Astra telah memberikan 23.730.800 paparan panduan keselamatan berlalu lintas.
Astra Untuk Indonesia Hijau
Pengelolaan area konservasi dan perlindungan keanekaragaman Hayati terpadu yang berkelanjutan merupakan salah satu fokus utama Astra dalam menjalankan bisnis. Melalui pilar Lingkungan, sampai kini, Astra telah menanam 4.444.947 pohon, 1.103.493 pohon mangrove, membuka 27.439 hektar ruang terbuka hijau serta membangun 17 bank sampah.
Astra Untuk Indonesia Kreatif
Dukungan Astra terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah dilakukan sejak 37 tahun lalu melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Hal ini merupakan bentuk komitmen Astra untuk menumbuhkan usaha produktif di masyarakat dengan mendorong penciptaan lapangan kerja dan kemandirian masyarakat.
Menitikberatkan pada pembinaan UMKM, penguatan kapasitas usaha dan pengembangan ekonomi kreatif untuk penyandang disabilitas, sampai sekarang, Astra Untuk Indonesia Kreatif telah membina 10.847 Kelompok UMKM, 97.641 masyarakat penerima program, membangun 16 Lembaga Pengembangan Bisnis, 10 Lembaga Keuangan Mikro dan 200 disabilitas.
Sebuah Refleksi
Unsuccesfull people make decisions based on their current situations. Succesfull people make decisions based on where they want to be.
Akhirnya saya belajar banyak dari Astra. Astra mampu menginspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Seluruh aspek kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang bukan hanya aspek komersial bisnis tetapi juga sumbangsih non-bisnis. Astra tidak hanya menjalankan bisnis semata, namun memiliki tujuan-tujuan mulia sebagai orientasi bisnisnya
Di sinilah saya memahami, bahwa dalam membangun usaha dan bisnis perlu adanya cita-cita yang besar. Bukan hanya untuk mensejahterakan diri sendiri, namun bagaimana membangun masyarakat dan bangsa menjadi lebih baik.
Mungkin sudah waktunya bagi saya, tidak sekedar mencari kesuksesan diri sendiri. Saya harus lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Berani untuk membantu lebih banyak orang, agar keberadaan saya di dunia ini memiliki manfaat dan lebih bernilai.
Try not to become a man of success. Rather become a man of value."- Albert Einstein
Referensi
Press Release Komitmen 60 Tahun Astra Berbagi Inspirasi Membangun Bangsa
swa.co.id/swa/trends/management/international-tbk. Diakses 13 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
astra.co.id/CSR Diakses 13 Desember 2017 pukul 20.30 WIB
Ya Ampun mbak pengalamannya berkesan banget ya. Aku yakin itu semua bisa jadi cambuk semangat utk sukses
ReplyDeleteterima kasih mbak..pasti lebih semangat
DeleteCerita perjuangan seperi ini yang sangat menginspirasi. Ceritanya disimpan lalu dibagikan untuk menyemangati yang lainnya. Luar biasa :)
ReplyDeleteterima kasih mbak..semoga bermanfaat
DeleteWah ikut sedih dan deg-degan baca ceritanya mbak Sara, inshaaAllah itu jadi batu loncatan untuk sukse ya mbak.. Aaaaaminnn
ReplyDeleteamin mbak..namanya usaha ada terjalnya juga..
Delete