De Tjolomadoe menjadi destinasi wisata baru di wilayah Solo Raya. Lokasi tepatnya di Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa tengah, sekitar 7 km dari pusat Kota Solo.
Semenjak 24 Maret 2018 De Tjolomadoe telah beroperasi. Kehadiran konser David Foster, Brian McKnight dan Anggun beberapa waktu yang lalu, sukses membuat De Tjolomadoe menjadi perhatian para wisatawan domestik.
Bagaimana tidak, sebagai orang Solo asli, tempat ini tidak pernah menarik untuk saya kunjungi. Tetapi, setelah melihat De Tjolomadoe dengan kondisi saat ini, saya jadi merasa kagum. Apalagi ketika membayangkan bagaimana caranya mesin- mesin sebesar itu dimiliki oleh bekas pabrik yang pernah berjaya di tahun 1928 dan menjadi yang terbesar se Asia Tenggara ini.
Sejarah De Tjolomadoe
De Tjolomadoe adalah bekas pabrik gula Colomadu yang dibangun tahun 1861 oleh Mangkunegara IV (1853-1881). Lokasinya di Desa Krambilan Distrik Malang Jiwan di sebelah utara Kartasura, dipilih karena pertimbangan tanahnya yang subur dan air yang mencukupi.
Setelah mendapat persetujuan dari Residen Surakarta Nieuwenhuysen, Mangkunegara IV memerintahkan seorang ahli berkebangsaan Jerman bernama R. Kampf untuk membangun pabrik gula. Peletakan batu pertama dilakukan pada hari Minggu tanggal 8 Desember 1861. Biaya pembangunan pabrik mencapai f400.000. Salah satu sumber modalnya berasal dari hasil keuntungan perkebunan kopi Mangkunegaran. Alat- alat produksi gula didatangkan langsung dari Eropa.- www.puramangkunegaran.com
Di tanggal 1 Mei 1997, Pabrik Gula Colomadu melakukan penggilingan terakhir dan berhenti beroperasi. Dan seperti kebanyakan orang tahu, bekas pabrik ini tidak lagi difungsikan dan kondisinya tidak cukup terawat hingga hampir 20 tahun.
Lihat video di bawah ini, ketika lokomotif masih beroperasi. Membawa tetes tebu dari Pabrik Gula Colomadu ke Stasiun Purwosari tahun 1991.
Tanggal 8 April 2017 dimulailah proses revitasilasi Pabrik Gula Colomadu ini yang dilakukan oleh sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di antaranya PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Perkebunan Nusantara, PT Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko serta PT Jasa Marga Properti. Revitalisasi ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Nilai investasi untuk proyek ini mencapai 2 triliun rupiah. Bekas pabrik gula ini berubah nama menjadi De Tjolomadoe.
Fasilitas De Tjolomadoe
Colomadu berarti Gunung Madu.
Diawal pendiriannya dahulu, Mangkunegaran IV berharap kehadiran pabrik gula menjadi simpanan kekayaan dalam bentuk gula pasir yang menyerupai gunung. Hal ini tidak mengherankan karena hasil panen tahun pertama perkebunan tebu seluas ±95 hektar mampu menghasilkan ±3.700 kuintal gula. Keuntungan produksi gula ini digunakan untuk membayar gaji pegawai, membayar gaji bangsawan, operasional praja dan menebus tanah lungguh.
Prosoes revitalisasi membawa wajah baru, namun tidak menghilangkan kaidah pabrik gula Colomadu ini sebagai cagar budaya. Nilai dan kekayaan sejarah tetap dipertahankan. Seperti, bentuk awal bangunan pabrik, juga sejumlah mesin penggiling gula tetap berada di tempatnya semula, namun telah dilapisi dengan cat anti karat.
De Tjolomadoe kini hadir membawa misi sebagai culture center, convention dan commercial area.
Informasi ini diperoleh dari flyer De Tjolomadu |
Fasilitas
Pusat Budaya
Concert hall
Area Komersial
Convention Hall
Kuliner
Museum
Jenis acara di De Tjolomadoe seperti
Wedding, pertunjukan musik, pameran, wisuda, seminar, perlombaan, dan lain sebagainya.
PHOTO GALLERY DE TJOLOMADU
Pastikan awasi anak-anak untuk selalu aman |
LIHAT AREA IN DOOR DE TJOLOMADOE
Kapasitan De Tjolomadoe
Concert hall berkapasitas 3000 orang
Meeting Incentive Converence Exhibition (MICE) kapasitas maksimal 1.000 orang
Kapasitas parkir maksimal 600
Baca Juga : Lihat Miniatur Keajaiban Dunia di Balekambang
Tentang De Tjolomadoe
Saya mengunjungi De Tjolomadoe tanggal 31 Maret 2018. Datang sebelum jam 10.00 pagi membuat saya harus menunggu beberapa waktu di luar area De Tjolomadoe, bukan di parkirannya, tetapi benar-benar di pinggir jalan. Baru kemudian ketika tepat jam 10, saya diperbolehkan masuk.
Mengunjungi tempat ini saat hari Sabtu, suasana sangat ramai. Banyak anak sekolah, instansi dan masyarakat umum datang ke sini.
Sejauh saya mengamati, De Tjolomadoe sangat bersih. Tong-tong sampah tersedia dengan jumlah cukup banyak. Panitia dan security juga terlihat profesional. Saya melihat banyak orang dengan seragam dan handy talky terlihat mengawasi seluruh area tanpa terkesan sangar atau galak.
Pengunjung yang datang juga dapat bebas berfoto di berbagai sudut yang menarik, termasuk di antara mesin-mesin penggilingan yang sangat besar. Pastikan untuk menjaga anak-anak yang datang agar terhindar dari terbentur mesin-mesin tersebut.
Meski cukup penuh dengan pengunjung, suasana di dalam tetap sejuk, karena ada banyak pendingin udara menempel pada dinding.
Nah, jangan heran jika terdapat banyak tenan batik dan berbagai kerajinan di sana. Karena De Tjolomadoe juga difungsikan sebagai area komersial. Termasuk tersedia beberapa kafe yang menyajikan berbagai menu makanan.
Salah satu tenan batik dan craft |
AREA KULINER
Jangan ragu untuk mengekspolari seluruh wilayah, termasuk di area lantai dua yang terdapat Glow In The Dark.
Untuk mendukung sebagai sarana edukasi, kemarin ketika berkunjung saya juga melihat berbagai meja yang menyediakan berbagai perlengkapan eksperimen yang berhasil menarik perhatian anak-anak sekolah yang datang.
Oiya, tidak perlu bingung untuk ke kamar mandi. Ada beberapa kamar mandi disediakan, dan kondisinya sangat bersih. Cleaning srvice juga cukup sigap dalam menjaga kebersihan.
Itulah pengalaman saya menikmati akhir pekan di De Tjolomadoe. Fasilitas De Tjolomadoe sangat baik. Saya betul-betul berharap bahwa tempat ini akan terus dikelola secara profesional. Suasana terik kemarin, membuat saya tidak terlalu banyak mengeksplorasi area outdoor. Mungkin saya akan kembali lagi ke sana saat sore atau malam hari untuk melihat indahnya lampu-lampu yang terpasang. Sebagai informasi terakhir, tarif parkir mobil 3000/jam.
Area parkir yang luas |
De Tjolomadoe
Buka pukul 10.00- 21.00
Jalan Adi Sucipto No.1, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa tengah
+0271 7851761
REFERENSI
https://puromangkunegaran.com/sejarah-pabrik-gula-colomadu-awal-pembangunan-pabrik-gula-colomadu/
https://adaningrum.blogspot.co.id/2015/01/manisnya-sejarah-pabrik-gula-colomadu.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/direvitalisasi-bekas-pabrik-gula-colomadu-jadi-tempat-wisata-baru.html
Kereeen bgt ya.. Kesana ah.. Tp tiap hari rame bgt y?
ReplyDeleteSayangnya saya belum kesana waktu weekdays mbak..Tapi karena masih baru, mungkin tingkat antusiasme pengunjung tinggi
DeleteWealah, ternyata apike koyo ngene..
ReplyDeleteSayang belum sempat berkunjung mbak.. Padahal cerak..
Pengennya pas cuaca cerah berkunjungnya dan pas weekdays biar gak begitu rame..
segera mampir lah mas..
DeleteWow David Foster kesana ya? Beberapa kali lewat sih tapi nggak tau kalau dalamnya keren banget gini. Kapan2 lewat lagi harus mampir sini. Makasih infonya.
ReplyDeleteiya mampir,,mumpung masih hits
Deletedi kampung nenek jg pabrik gula yg tutup dibiarin mba padahal gedenya minta ampun akhirnya jd tempat uji nyali wkwk saking seremnya ga diurus apalagi ada kuburan Belandanya bikin suasana makin mistis.
ReplyDeletenext ah klo ke Solo pengen kesini 😍
memang kalau bangunan peninggalan sellau punya cerita...yang..creepy2 ulala gitu yak
DeleteWaaaa,,, udah bagus banget,, mesti dateng nih
ReplyDeleteayuk mbak...sering ke solo juga kan
DeleteBelum sempet nyampe sini pengen banget kapan2. Deket ini dari Semarang
ReplyDeleteiya tinggal naik kalijaga..hihihi
DeleteSaya belum pernah nih kesini, pengen euy. Tapi kira - kira kapan yah> hhwhww
ReplyDeleteKa Sara.. InshaAllah kalo ke Solo aku main kesana dan mau ketemu kakak juga ya hihi.. seru banget ya tempatnya.. jadi cagar budaya yg dapat meningkatkan pendapatan daerah juga karena pasti banyak yg penasaran kesana seperti aku
ReplyDeleteKeren... Pemerintah melalui BUMN mau berinvestasi di cagar budaya. Tanpa merubah bentuk dan hanya mengganti konsep membuat lokasi ini bisa maksimal digunakan. Keren kota Solo. Sungguh weekend yang berfaedah
ReplyDeleteWah, asyik juga ya ke De TjoloMadoe ini. Antimainstream. Nambah wawasan banget. Noted deh buat referensi kalo ke Colomadu. :)
ReplyDeleteWaaah keren juga nih De Tjolomadoe ini, andai dekat saya sudah langsung meluncur nih. Tapi semoga suatu saat saya bisa mengunjungi tempat ini :)
ReplyDeleteWaaahh kapan2 deh akalau ada kesempatan ke sana. Aku suka mbak sama wisata bangunan kyk gtu, sambil belajar sejarah, tapi jg bisa sambil hunting spot2 foto kece. Yg penting lg slut bangunannya bisa terawat, gak dihancurin walau tua, malah dijadikan tempat wisata ya :D
ReplyDeleteKeren nih Mba... jadi pengen ke sana tempo hari ga tau ada tempat seperti ini jadi ga mampir deh...Gratisnya mudah2an terus2an hehe.. Btw folbek ya Mba hihi..
ReplyDeleteHuwaa.. jadi pengen ke sana. Yang bikin aku ke sana tuh bukan semata karena tempatnya unik, tapi karena lewat foto2 yang mbak tampilkan di sini bikin aku mupeng ke sana apalagi tersedia spot-spot instagrammable yang wajib untuk tidak dilewatkan. hihi. Noted mbak. Semoga suatu hari nanti bisa ke Solo dan eksplor tempat ini ya :D
ReplyDeleteMenarik juga, perpaduan klasik dan modern.pabrik zaman dulu bisa disulap untuk kebutuhan kekinian.baiknya konsep seperti ini juga diterapkan ke cagar budaya lainnya.jadi tanpa harus membongkarnya namun beradaptasi dgn kebutuhan hari ini
ReplyDeleteKeren ya mba,,, jadi kepengen jalan-jalan juga ke De Tjolomadoe ini, pasti banyak hal indah yang bisa langsung kita lihat dan nikmati.
ReplyDeleteItu mesin-mesinya kuno nya menarik ya buat foto2, dan tempatnya juga kayaknya asyik bisa cuci mata liat batik2.
ReplyDeleteItu mesin-mesinya kuno nya menarik ya buat foto2, dan tempatnya juga kayaknya asyik bisa cuci mata liat batik2.
ReplyDeletePasti seru ya bisa berkunjung ke lokasi yang memiliki sejarah, pengen deh foto2 disana. Pasti keren hasil jepretannya. Instagramable banget tempatnya
ReplyDeleteArsitektur bangunannya masih bagus2 ya. Sejarah dan saksi bisu nih perjalanan usaha usaha jaman dulu...
ReplyDeleteSemoga tetap terjaga kebersihan serta terus ditingkatkan kenyamanannya..
Meskipun bangunan tua jika di perbaharui bisa menjadi tempat wisata yang menarik terutama bisa banyak belajar tentang pabrik gula
ReplyDeleteAwal dari sejarah sekarang jadi tempat nongkrong yang apik ya mba
ReplyDeleteTernyata sekeren itu tempatnya,wajib banget datang
ReplyDeletePenasran pengen ke solo, selama ini cuma ngelewatin doang. Kayaknya bisa dijadiin next trip nih buat liburan keluarga. Masa david foster aja udah ke colo madu, aku yang asli jawa belum pernah. Hihi
ReplyDeleteInstagramable banget mba. Ahh jadi oengen ke sana. Doakan yaa biar someday bisa jalan jalan ke sana
ReplyDelete