Akhirnya, saya punya kesempatan juga untuk menuliskan pengalaman saya belajar di Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional.
Mungkin nama Institut Ibu Profesional dengan Ibu Septi Peni Wulandani sebagai foundernya ini sudah tidak asing lagi. Institut Ibu Profesional adalah forum untuk belajar bagi para ibu dan calon ibu untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya baik sebagai individu, istri maupun seorang ibu (www.institutibuprofesional.com)
Melalui sistem pembelajarn online dan offline, para peserta diajak untuk mengenal dirinya lebih dalam. Sehingga diharapkan, perempuan yang menjadi peserta kelas ini akan dapat memaksimalkan perannya dengan baik di kehidupan ini.
Motivasi Mengikuti Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Saya seperti mungkin para ibu lainnya, mengalami momen di mana muncul pertanyaan
Kami sudah betul belum sih dalam mendidik anak? Sudah jadi istri yang baik belum ya?
Ketika pertanyaan itu muncul, maka kemudian saya merasa perlu mencari jawaban atas kegelisahan tersebut. Saya harus belajar sesuatu yang benar. Di dalam diri, saya ingin menjadi seseorang yang mampu membahagiakan keluarga. Tetapi di sisi lain, saya juga ingin menjadi pribadi yang produktif. Saya ingin menggapai semua cita-cita masa sekolah saya, tetapi tetap menempatkan keluarga sebagai prioritas.
Maka, yang saya lakukan kemudian adalah mencari tahu di website resmi www.institutibuprofesional.com untuk memahami bagaimana forum ini bekerja.
Maka, yang saya lakukan kemudian adalah mencari tahu di website resmi www.institutibuprofesional.com untuk memahami bagaimana forum ini bekerja.
Setelah saya yakin untuk terlibat di dalamnya, saya menghubungi salah seorang teman yang telah ikut Institut Ibu Profesional lebih dahulu, untuk memberikan update informasi jika ada kelas di batch selanjutnya yang dibuka.
Belajar di Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 5
Setelah beberapa waktu saya masuk di grup WhatsApp Kelas Foundation untu fase perkenalan, maka selanjutnya saya mendaftar untuk masuk Kelas Matrkulasi. Biaya pendaftarannya seratus ribu rupiah.
Setelah proses registrasi berakhir, maka kemudian ada sesi klasifikasi. Sayapun masuk di kelas Solo Raya 2 bersama 42 peserta lainnya.
Jadi, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa mode belajar di Kelas Matrikulasi ini terdiri dari kelas online dan offline. Masa belajar yang saya lalui selama sembilan pekan dengan dipandu satu orang fasilitator.
Sama seperti kelas dibangku perkuliahan, kami juga dibentuk susunan pengurus kelas yang terdiri dari Ketua Kelas dan Koordinator Mingguan.
Ibu Profesional itu Tidak Ditunjuk
Jadi inisiatif menjadi salah satu hal yang penting di kelas ini. Sayapun mengajukan diri sebagai Ketua Kelas yang bertugas mengurus beberapa hal dan berkoordinasi dengan koordinator mingguan (korming) sampai dengan kelas usai.
Dalam proses belajar ini, para peserta akan terlibat dalam diskusi materi, tugas yang disebut dengan Nice Home Work, serta agenda lainnya setiap pekannya.
Maka perlu adanya niat yang besar, komitmen serta disiplin diri dalam mengikuti Kelas Matrikulasi ini. Karena setiap aktivitas para peserta (mahasiswa) tercatat dan terdokumentasi dengan baik melalui platform Google Drive dan Google Class Room.
Bisa dikatakan, Kelas Matrikulasi ini adalah tahap yang paling dasar untuk mengenal diri sendiri. Karena selanjutnya masih ada kelas -kelas lain yang akan diikuti setelah Kelas Matrikulasi ini diselesaikan dan berhasil lulus. Program selanjutnya yakni Program Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Saleha.
Setelah proses di Kelas Matrikulasi ini selesai, peserta akan diwisuda dan kemudian bergabung menjadi member Komunitas Ibu Profesional sesuai dengan domisili ia berada.
Baca Juga : Mengenal Komunitas Ibu Profesional Solo Raya
Butuh mengosongkan gelas
Itulah yang saya hadapi. Ketika dinamika hidup (dikenyataan) sudah kompleks, di Kelas Matrikulasi ini saya belajar untuk memulai dari awal. Tentu saja tidak mudah. Seolah kita harus mereset kembali apa yang kita yakini, apa yang kita pelajari dan apa yang sudah kita lakukan selama ini. Namun, disamping itu rutinitas hidup tetap harus berjalan. Yang berbeda adalah melakukannya dengan lebih baik.
Seperti ketika saya mengikuti sebuah tes potensi bakat. Saat ini saya sudah bekerja di bidang yang saya sukai. Namun, ketika mengikuti tes bakat tersebut, saya menjadi lebih meyakini apa potensi yang saya miliki. Sekaligus, memahami kekurangan yang ada dalam diri. Sehingga, saya tidak perlu berlama-lama merenungi segala kelemahan, padahal bakat potensi yang lain siap untuk dikembangkan. (Materi 7 : Tahapan Menjadi Bunda Produktif)
Dilain kesempatan, saya juga mendapat tugas untuk membuat sebuah jurnal harian yang disusun berdasarkan prioritas penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting mendesak dan tidak penting tidak mendesk. Selanjutnya, kami dituntut untuk bekomitemn mematuhi jadwal harian tersebut dengan acuan time based atau result based. Intinya, sejauh apa kita disiplin terhadap jadwal yang kita buat sendiri.
Hal ini cukup sulit saya lkukan. Terlebih ketika telah memiliki anak. Jadwal harian membuat saya kadang tertekan, karena kepentingan anak selalu mendominasi. Disitulah saya belajar apa yang disebut dengan kandang waktu. Apa itu kandang waktu? Yakni mengalokasikan waktu untuk aktivitas yang harus dikerjakan. Dan selanjutnya menarapkan cut off time, yakni kapan aktivitas tersebut harus dihentikan. ( Materi 6 : Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal)
Materi-materi di Kelas Matrikulasi ini sangat menarik dengan nice home work yang menantang. Kamu mungkin harus mencobanya!
Apa yang Didapat dari Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional?
Perubahan mindset hidup.
Itu yang saya rasakan. Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional ini akan memberikan wawasan yang lebih luas untuk dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih bertanggung jawab.
Saya harus mengenal diri saya sendiri terlebih dahulu, sebelum do something else, untuk orang lain (keluarga)
Selain itu, tentu saja saya mendapat banyak teman baru. Jika selama ini hanya berkawan dalam lingkaran komunitas itu-itu saja, di Kelas Matrikulasi ini saya bertemu dengan banyak kawan perempuan dari berbagai bidang. Jadi, selamat bersosialisasi!
Salut buat ibu2 yg sampai rajin ikut kelas matrikulasi...
ReplyDeleteMemang ibuprofesional itu membantu kita banget... Sy jg dulu suka baca2 tulisan ibu Septi.. Menginspirasi banget ya
membuka wawasan menjadi lebih luas yang pasti mbak
DeleteAku beberapa kali daftar belum juga bisa masuk hehe ternyata susah ya
ReplyDeletekuotanya terbatas..apalagi sampai mancanegara mbak
DeleteJadi kepo ih sama ibu profesional.. semoga saya bisa ikut kelasnya dan konsisten ya mba.. karena saya bosenan anaknya.. btw ketua kelas emangnpaling cocok buat mbaknya yang sangat organized.. sukses selalu ya mba sara
ReplyDeleteiya mbak..tantangannya disitu mbak, untuk menjaga komitmen belajar
DeleteInspiratif banget mbak, dan membuat saya senang melihatnya adalah meski sudah berstatus ibu, pendidikan tetap jalan terus
ReplyDeletejadi ibu mesti belajar banyak hal lagi ya mbak
DeletePengen sekali bisa gabung dengan Institut Ibu profesional selama ini Ketika saya daftar selalu kehabisan kuota Semoga di base Berikutnya saya bisa gabung dengan IIP
ReplyDeletesepertinya batch 6 sudah dibuka mbak
Deleteaku sudah pernah daftar kelas ibu profesional tapi belum bisa mengikuti kelasnya, jadi kepo dengan para ibu profesional
ReplyDeletesemoga lancar ya mbak..semangat selalu
DeleteTahun lalu saat pertama tahu ibu profesional saya tanya2 tapi mentok karena belum dibuka kelas barunya. Sampai saya gak lagi minat dan mengetahui kurang lebih dari bacaan2 seperti ini.
ReplyDeleteDulu Cianjur masih gabung sama Sukabumi. Sekarang Cianjur sudah ada wilayah sendiri. Tapi sayanya keburu malas. Hehehe...
memang butuh niat mbak untuk ikut kelas ini..karena tantangannya bakal panjang
DeleteWah, bagus nih kelas ibu profesional. Senang klo ada komunitas yang eksis memberdayakan kaum ibu agar menjadi lebih smart lagi, keren
ReplyDeletekurikulum di dalamnya juga rapi mbak
DeleteSaya pernah baca salah satu materi yang dpat di kelas matrikulasi. Bagus dan manfaat bnget. Dan salut sma ibu2 yang masih mau belajar dan mengupgrade dirinya. Semangat ya, mba
ReplyDeleteterima kasih, semoga semangta terus
DeleteWaaah, ngiri deh sama ilmu matrikulasi ini. Udah lama pengeeeen ikutan. Huhuhu, kapan ya bisa ikut kelasnya. :D
ReplyDeleteayuk ikutan mbak..udah dibuka batch 6
DeleteSaya suka banget dengan konsep ibu profesional ini. Jadi empowering dan saling suport ya mba. Apalagi pake matrikulasi dan programnya terukur. Semoga makin kece dan menginspirasi banyak ibu.
ReplyDeletebetul mbak..setiap perempuan harus siap memberdayakan dirinya
DeleteKeren bangetbya ada kelas kaya gini, jadi pengen ikutan juga.
ReplyDeleteikut yuk
DeleteAku akhir akhir ini sering mendengar sepak terjang Ibu profesional. Sempat bertanya apa sih ibu profesional itu.Ternyata ngga mudah ya utk menjadi ibu profesional dengan semua ujiannya.
ReplyDeleteinstitut ibu profesional ini hanya media mbak..tetapi semua kembali ke pribadi masing-masing. mau menerapkan ilmunya atau tidak
DeleteAish ada juga ya kelas kayak gini. Apresiasi banget deh apalagi membantu ibu yang belum mengenal siapa dirinya. Karena galau/pede seorang ibu itu berdampak langsung pada anak/keluarga yang dibangungunya. Jadu ibu itu akan asyik kalau kita sudah tahu kita siapa dengan kelebihan dan kekurangannya.
ReplyDeleteiya mbak, kelas matrikulasi ini lebih ditujukan untuk tau siapa dirinya dulu..
DeleteKosongkan gelas. Ya untuk menerima masukan baru ilmu baru..kita perlu merubah mindset ..tidak egois mempertahankan opini sendiri. Terkadang ego menjadikan apa yg kita pikiran terasa benar semua.
ReplyDeleteBuka hati..buka pikiran .
salah satu adap menuntut ilmu juga ya..jadi harus bisa mengendalikan ego, agar ilmunya masuk
DeleteAish ada ya kelas seperti ini. Mantaps ya . Kita memang harus kenal siapa diri kita dulu agar memudahkan peran kita kan. Apalagi jadi ibu yang pondasi keluarga. Belum kenal diri tapi mau rangkul semua , repot deh karena manusia kan apa plus minusnya. Sukses selalu ya tiap kelasnya deh
ReplyDeleteamin..semoga bisa lanjut ke kelas selanjutnya
Deletesuka banget sama nama "Institut Ibu Profesional" dan konsepnya. dukung bgt lah pokonya aktivitas positif buat ibu2. supaya gak spt stereotype ibu2 pd umumnya yg cuma bisa nyinyir, gosip, marah2, gak tertib lalu lintas, dst. kegiatan kayak gini yg bikin ibu2 gak dipandang sebelah mata. jempolan deh!
ReplyDeletebener mbak..jadi ada hal positif lain yang bisa ibu ibu pelajari dan bermanfaat
Deletekalo calon ibu boleh kah mba? hihi. kan kali aja mempersiapkan dari jauh2 hari bisa menciptakan generasi yang lebih baik. aamiin. >_<
ReplyDeleteboleh kok mbak..yang penting perempuan..;)
DeleteAku daftar yg batch taun ini, semoga lolos. Soalny lg insecure bgt jd seorang istri dan ibu. Hiks...
ReplyDeletesemoga lancar ya mbak..
Delete