"Work hard, play hard."
Sering mendengar ungkapan ini? Meski terkesan sederhana, namun buat kamu yang sedang merintis karir ungkapan ini bisa menjadi penyemangat. Bekerja dan menjadi workaholic boleh, tapi jangan sampai lupa main. Jangan lupa jalan-jalan dan bersenang-senang gitu, maksudnya.
Bener lho, soalnya rutinitas pekerjaan itu memang nggak ada habisnya. Jadi pastikan, setiap bulan atau bahkan setiap minggu, kita alokasikan waktu untuk merefresh otak dari tumpukan deadline.
Nggak perlu jauh-jauh dan berbiaya mahal. Mungkin hanya dengan nonton film atau makan enak di restauran itu bisa jadi mood boostermu. Tapi, kalau kamu ingin menyiapkan waktu lebih untuk jalan-jalan ke luar kota juga nggak ada salahnya. Apalagi kalau memang sedang ambil cuti atau dapat libur panjang akhir pekan.
Kalau kamu pengen jalan-jalan, tempat wisata di Bandung selalu menyenangkan untuk dikunjungi. Apalagi banyak tempat bersejarah di Bandung yang bukan hanya asyik untuk koleksi foto-foto tetapi juga menambah khasanah pengetahuan kita. Apalagi kalau datang ke bangunan zaman Belanda di Bandung. Wah, pasti seru banget tuh!
Nah, buat kamu yang penasaran dan ingin mengunjungi bangunan peninggalan Belanda di Bandung, yuk baca referensinya berikut ini!
1. Observatorium Bosscha
Sumber gambar : infobdg.com |
Bosscha adalah bangunan yang berfungsi sebagai observatorium atau tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Menurut wikipedia, Observatorium Bosscha dulunya bernama Bosscha Sterrenwacht dan dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.
Lokasinya berada di Lembang, Jawa Barat. Dapat ditempuh dengan jarak 15 km di utara Bandung. Fasilitas yang dimiliki Observatorium Bosscha antara lain Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO, Teleskop Refraktor Unitron, Teleskop Surya, dan Teleskop radio 2,3m.
Menurut kabar, Observatorium Bosscha yang berfokus pada penelitian akan dipindahkan ke Kupang, Nusa tenggara Timur lho. Hal ini karena pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang berkembang pesat. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan.
2. Gedung Sate
Sumber gambar : wikipedia.org |
Gedung Sate berdiri tanggal 27 Juli 1920 di zaman pemerintahan kolonial Belanda dengan nama Gouvernements Bedrijven atau GB. Pada awalnya Gedung Sate dibangun sebagai kantor Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum. Namun kemudian Gedung Sate berubah menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Nah, sejak tahun 1980, Gedung Sate digunakan sebagai Kantor Gubernur dan pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Nah, sejak tahun 1980, Gedung Sate digunakan sebagai Kantor Gubernur dan pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Meski berusia lebih dari seratus tahun, Gedung Sate masih berdiri indah dan kokoh. Jika diperhatikan, Gedung Sate memiliki perpaduan gaya arsitektur timur dan barat yang bertemakan Renaissance Italia, dengan jendelanya bergaya Moor Spanyol dan menara gedung yang memiliki gaya atap pura Bali atau pagoda dari Thailand.
3. Gedung Merdeka
Sumber gambar : merdeka.com |
Gedung Merdeka awalnya merupakan bangunan Sociëteit Concordia, yaitu tempat rekreasi dan sosialisasi sejumlah ekspatriat Belanda yang bermukim di Bandung pada masa pendudukan Belanda.
Parahnya, gedung ini dulu juga sebagai ikon rasisme dari masyarakat Belanda. Pada masa pendudukan Belanda terdapat sebuah larangan keras bagi warga pribumi untuk masuk ke dalam area gedung ini. Larangan tersebut berbunyi 'Verbodden voor Honden en Inlander' yang artinya dilarang masuk bagi anjing dan pribumi.
Parahnya, gedung ini dulu juga sebagai ikon rasisme dari masyarakat Belanda. Pada masa pendudukan Belanda terdapat sebuah larangan keras bagi warga pribumi untuk masuk ke dalam area gedung ini. Larangan tersebut berbunyi 'Verbodden voor Honden en Inlander' yang artinya dilarang masuk bagi anjing dan pribumi.
Di tahun 1954, ketika akan diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika, Presiden Soekarno mengistruksikan penggantian nama gedung menjadi Gedung Merdeka. Konferensi Asia-Afrika adalah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrikayang bertujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan anatar negara di Asia dan Afrika serta bersama -sama melawan kolonialisme atau neokolonialisme yang dilakukan Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. Melihat fakta ini, tentu saja Gedung Merdeka memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Maka kemudian di tahun 1968 - 1970 Gedung Merdeka mulai dilakukan pembenahan karena akan digunakan sebagai tempat berbagai perhelatan nasional dan internasional. Dan di 1980, Presiden Soeharto meresmikan seluruh kompleks Gedung Merdeka sebagai Museum Konferensi Asia Afrika.
Baca Juga : Intip Bangunan Belanda di Pulau Jawa Lainnya. Serem nggak ya?
4. Museum Wangsit Mandala Siliwangi
Sumber gambar : disparbud.jabarprov.go.id |
Museum Wangsit Mandala Siliwangi ini dibangun di era kolonial Belanda antara tahun 1910-1915. Dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal para perwira Belanda. Juga pernah digunakan untuk bersembunyi pihak Jepang di tahun 1942.
Setelah kemerdekaan, bangunan ini diambil alih oleh pasukan Siliwangi dan digunakan sebagai markas Divisi Siliwangi. Siliwangi sendiri merupakan nama komando daerah militer TNI-AD di Jawa Barat dan Banten.
Museum Wangsit Mandala Siliwangi berdiri di atas tanah seluas 4.176 m2 dengan luas bangunan 1.674 m2 dan berlokasi di Jalan Lembong, kecamatan Sumurbandung. Pada 23 Mei 1966 bangunan ini mulai beralih fungsi menjadi Museum Militer yang diresmikan oleh panglima divisi Siliwangi ke-8 yaitu Kolonel Ibrahim Adjie.
Jika ingin belajar sejarah Bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, Museum Wangsit Mandala Siliwangi ini sangat layak dikunjungi. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi peralatan perang yang digunakan oleh pasukan Kodam Siliwangi, mulai dari yang tradisional sperti tombak, panah, keris, kujang, dan bom molotov. Hingga senjata modern seperti panser rel buatan Indonesia, meriam, dan kendaraan lapis baja.
Ada juga lho galeri lukisan yang menggambarkan kerja paksa atau romusha yang terjadi di zaman pendudukan Jepang. Juga koleksi fotografi mengenai peristiwa Bandung Lautan Api pada tanggal 24 Maret 1946 di Bandung.
Nah, banyak kan tempat bersejarah di Bandung yang kita bisa eksplorasi. Kalau kamu tinggal di Jakarta, banyak kok moda transportasi ke Bandung yang bisa dijadikan pilihan. Salah satu yang sudah berpengalaman di bidang pariwisata dan transportasi yaitu Jackal Holidays .
Jackal Holidays punya lebih dari 100 armada dengan berbagai tipe sepeti luxury coach, small coach (6-18 kursi), medium coach (31-35 kursi), dan big bus (47-59 kursi).
Kalau ingin layanan mewah, kamu bisa memilih luxury shuttle (shuttle mewah) yang menawarkan pengalaman bepergian yang nyaman menggunakan armada minibus Toyota HiAce Commuter. Lebih asyik lagi karena interior armada juga dirancang menyerupai interior pesawat pribadi yang dilengkapi dengan karpet, CCTV di dalam armada, porta USB (pengisi daya elektronik) di setiap kursi, sistem GPS, sabuk pengaman, dan WiFi gratis.
Kalau ingin layanan mewah, kamu bisa memilih luxury shuttle (shuttle mewah) yang menawarkan pengalaman bepergian yang nyaman menggunakan armada minibus Toyota HiAce Commuter. Lebih asyik lagi karena interior armada juga dirancang menyerupai interior pesawat pribadi yang dilengkapi dengan karpet, CCTV di dalam armada, porta USB (pengisi daya elektronik) di setiap kursi, sistem GPS, sabuk pengaman, dan WiFi gratis.
Oiya, kalau kamu mau bepergian dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya, menyewa Shuttle Bus Jackal Holidays ini nggak bakal repot dan ribet deh. Pesan Jackal Holidays di Traveloka aja di sini https://www.traveloka.com/tiket-bus-travel/jackal-holidays
Untuk kantor pusat Jackal Holidays sendiri berlokasi di Bandung, tepatnya di Jalan Dipatiukur No. 26, Lebakgede, Coblong, Bandung. Lokasinya di pusat kota dan nggak jauh dari Universitas Padjadjaran dan Monumen Perjuangan Jawa Barat.
Gimana, udah siap jalan-jalan ke bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Bandung? Bakal lebih seru, ajak kawan dan keluarga juga ya... Selamat berlibur!
Kerenn, Bandung banget ini mah Mba Sar, apalagi di dket daerahku asia afrika, masih banyak banget bangunan asli peninggalan jaman hindia belanda
ReplyDeleteDuh, jadi pengen ke Bandung nih. Banyak yang bisa dieksplore pada bangunan bersejarah itu.
ReplyDeletePengeeen banget main ke boscha sejak nonton film petualangan sherina, pengeeen agustus nanti main ke sana sekalian ke gedung sate hehehe asikk juga kayanya kalau bsa cobain luxury shuttle, sekali-kali nyobaain yg mewah-mewah menarikk banget pasti. Thanks sharingnya mbaak, salam kenaal. blognyaa kece udaa saya follow juga :)
ReplyDeleteya ampun, Boscha ini adalah salah satu tempat yang ingin sekali kudatangi sejak dulu. Gara- gara film Petualangan Sherina. Makin pengen ke Bandung rasanya kalau baca soal temoat- tempat asyik di sana. Semoga lekas punya cuti deh. Hehehe
ReplyDeleteI love Bandung! Suasana kotanya nyaman, alamnya asri, banyak bangunan bersejarah pula. Setelah baca ini jadi pengen ke sana lagi.
ReplyDeleteMakasih rekomendasinya juga untuk Jackal Holidays, mbak.
Wahhh. Aku tertarik main ke Museum Wangsit. Pasti banyak ilmu yg bisa aku dpt ttg perjuangan bangsa ya. Nicr banget. Thank for sharing mba
ReplyDeletekayaknya memang bandung yaaa yg peninggalan bangunan sejarahnya masih banyak dan terawat pula. selalu seneng aku kalo wisata yg tempat2 sejarah gini mba. ngbayangin gmn pas zaman dulu itu :). yg gedung terlarang utk pribumi dan anjing, jd pgn kesana aku. :D. kgn sih ama bdg. biasanya sering ksana tiap weekend naik mobil sendiri. tp sejak banyak pembangunan yg bikin cikampek macet, jd nunda mau kesana :D.
ReplyDeleteDari semua yang kakak sebutkan aku paling kepingin ke Bosscha sih karena suka banget ngeliatin rasi bintang. Eh tapi sekarang masih dibuka untuk umum kan ya?
ReplyDelete