 |
| Foto dokumentasi anantaka.ct |
Terakhir kali naik panggung untuk tampil membacakan puisi sudah sekitar 12 tahun lalu saat kelas 3 SMA. Setelahnya, saya tidak pernah melakukan lagi.
Yang saya ingat, saya sudah mulai sibuk dengan berbagai prioritas mencari uang. Rasanya tidak ada hal yang membuat saya bergairah selain mengejar karir.
Perkara seni? Wah, sudah lupa...
Tapi kemudian saya membaca sebuah info di salah satu grup whatsapp yang saya ikuti. Sebuah acara bertajuk Festival Sastra Jawa Tengah 2019. Ada berbagai perlombaan seperti lomba menulis puisi, menulis cerpen, menuslis lakon juga lomba membaca puisi.
Dengan rasa kangen akan naik panggung membaca puisi, maka saya mendaftar saja untuk ikut lomba baca puisi.
Seperti para amatir lainnya, saya mencoba berlatih sebelumnya di rumah. Membaca pusi di depan suami sembari di evaluasi apa yang harus saya perbaikin.
Sabtu, 22 Juni 2019 saya mendapat urutan ke 39 untuk membawakan pusi karya Darmanto Jatman yang berjudul "Memandang Padang Alang-alang pada Suatu Malam". Bertempat di Auditorium RRI Semarang, saya berjumpa dengan deklamator pusi lainnya dari seluruh Jawa Tengah dengan total 80 orang. Para peserta yang berkompetisi di bawah penilaian tiga dewan juri, yakni akni Laura Andri (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Undip), Apito Lahire (teaterawan), dan Sosiawan Leak (teaterawan, penyair).
Ya, meski tidak pulang membawa piala, rasanya menyenangkan bisa kembali berkesenian. Rasanya seperi ada asupan nutrisi untuk jiwa saya. Terlebih bisa tampil di depan suami dan anak.
Semoga ada kesempatan untuk saya naik panggung lagi. Ketagihan.
Lihat video
Baca postingan ini bikin kangen waktu aku masih aktif main teater di kampus xD
ReplyDelete