Pernah nggak dapet penawaran dari agensi atau perusahaan untuk pemasangan content placement di blog yang harganya jomplang banget. Yang satu puluhan ribu rupiah, yang satu lagi bisa sampai ratusan ribu rupiah?
Hal ini bisa terjadi, karena memang harga jual content placement juga sponsored post di berbagai blog itu beragam. Klien yang datang bisa saja menawarkan harga "yang asal" karena mungkin memang segitu harga jual di beberapa blog yang pernah kerja sama dengan mereka.
Saya tidak mengharuskan blogger mematok harga yang tinggi. Tapi juga jangan murah-murah amat. Terlebih jika blogger memang secara serius memonetisasi blog miliknya.
Kalau bicara rate atau harga atau tarif, bisa dibilang ini SUBJEKTIF. Meski demikian, perlu dong blogger juga belajar bagaimana menentukan harga yang layak dan PAS untuk jasa menulis atau pemasangan konten di blog yang merupakan jasa yang ia jual.
Menentukan Harga Jual itu Penting
Pada dasarnya mau menjual produk barang maupun jasa, kita pasti menginginkan keuntungan. Menjual produk mungkin lebih mudah dalam menghitung besaran biaya produksi, biaya tenaga kerja dan lain-lain. Bagaimana dengan jasa?
Meski dibilang sedikit lebih susah, namun penting juga kita mempertimbangkan baik-baik harga jual produk jasa kita. Supaya produk kita laku plus tidak merugi.
Nah, di The Late Brunch with Sara Episode 2, saya akan mengulas pertimbangan apa saja yang diperlukan dalam menentukan harga jual produk jasa. Bukan hanya untuk blogger, tetapi juga ranah profesi industri jasa lain seperti Master of Ceremony, pengajar private, maku up artist, penyanyi dan lain sebagainya.
Apa saja pertimbangan dalam menentukan harga jual produk jasa?
Pertama adalah HPP atau Harga Pokok Penjualan. Yakni, seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Tujuan menghitung HPP adalah mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa.
Sebagai blogger, biasanya klien akan tanya berapa rate card atau daftar tarif untuk layanan yang ditawarkan. Sebut saja sponsored post, content placement, atau afiliasi lainnya. Sebelum menyusun rate card ini, coba hitung terlebih dahulu berapa besaran modal yang blogger keluarkan untuk membuat sebuah tulisan. Jika diuangkan seluruh modal dan jerih payah kita dalam menulis itu seharga berapa sih?
Sebut saja, modal yang kita keluarkan antara lain biaya listrik, kuota internet, riset data, upah menulis, dan lain sebagainya. Ketika blogger diundang ke event, masukkan juga ongkos transportasi ke lokasi.
Dengan mengetahui besaran HPP, sebaiknya blogger tidak menjual jasanya di bawah HPP ini.
Pertimbangan kedua yakni Kompetitor. Sebelum menentukan harga jual, penting kita melakukan riset menganai harga jual kompetitor kita.
Coba deh tanya ke teman-teman blogger lainnya, berapa rate mereka untuk sebuah project sponsored post. Mengetahui harga kompetitior akan memberikan wawasan kita akan harga pasaran untuk produk jasa yang sama. Sehingga harga jual kita bisa bersaing dengan penjual lainnya. Kalau kita mematok harga tinggi, berarti kita punya nilai lebih yang kompetitor tidak punya.
Untuk mengetahui selengkapnya mengenai pertimbangan dalam menentukan harga jual produk jasa, silakan klik link podcast di bawah ini
Mendengarkan
The Late Brunch with Sara Episode 2
Menentukan Harga Jual Produk Jasa yang Layak
Cara menikmati podcast ini :
1. Mendownload aplikasi Spotify di smartphone
2. Mendengarkan lewat browser di desktop PC. Cukup signup untuk membuat akun Spotify.
3. Mendengarkan tanpa aplikasi di browser handphone melalui tautan ini
Betul, sebagai blogger, harus diperhitungkan juga biaya inet dll itu. Kalo aku sendiri fleksibel, nggak mematok rate card yang sama untuk tiap permintaan job. Karena persyaratan untuk tiap job juga pasti berbeda. Aku pertimbangkan juga sih tingkat kemudahan/kesulitannya, mudah atau ribet nya haha :D
ReplyDeleteAsik asik Kakak Neyrhiza sharing ilmu padat bergizi!
ReplyDeleteCusss, aku mau dengerin aaahhh
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Uuuwuuuwuuuw.. nendang banget nih artikelnya!
ReplyDeleterate card blogger emang beda beda, ada yang mau sponsored post, content placement, atau afiliasi lainnya. Jadi murah juga gapapa asal nutup buat internetan.
Emang kadang hitungan ga cuman untuk seluruh modal dan jerih payah kita dalam menulis itu seharga berapa namun juga ada "harga nama" yang kadang susah disebut.
Ada juga yang sekedar banyak aja kuantitas asal goody bag dan makan siang terpenuhi, ini kalau lagi "cari nama"
Setuju bangeet! Ada effort dan gak mudah untuk menulis sebuah artikel. Apalagi yang membutuhkan data yang akurat. Perlu riset dulu.
ReplyDeleteWajar aja kalau ada harganya.
Kece mbak podcastnya pasti renyah karena yang bikin penyiar kondang, makasih ya artikelnya jadi bikin melek ni kudu pasang harga berapa untuk blog dll
ReplyDeleteNoted..
ReplyDeleteWah mau dengerin deh nnti. Klo aku tergantung sikon hihi. Nggak mematok.. klo temanya aku nggak suka, biasanya aku jg nggak ambil mba :D
Penting banget ini para blogger. Jangan pasang tarif terlalu murah. Hargailah kerja keras kita sepantasnua.
ReplyDeleteHello mbak, iya aku setuju penting banget. Keinget dulu awalnya terima fee masih Rp. X sekrang bisa pede minta 3 atau 4X misalnya. Tapi emang kudu tau kemampuan diri ya, trus kita punya apa yang bisa dijual dan dijanjikan ke org yg hire kita :D
ReplyDeleteNice sharing mbaa thx
wah harus dibookmark nih. bekal kalp blognya uda bagusan haha. kalo sekarang masih belum pede mau matok harga haha.
ReplyDeleteIya kadang-kadang kita bener2 harus liat berapa harga jual kita yang layak. Karena tiap dapur blogger bedo2. Cuma aku dah lama gak kepikir ini xD. Secara dah lama ga ngubah rate card segitu aja xD
ReplyDeleteMbak aku penasaran nih sama ilmunya. Kadang merasa ditawar terlalu murah eh pas giliran ngasih harga mereka nya ga balik huhuhuhu
ReplyDeleteDulu juga mikirnya gitu, klo pasang harga tinggi takut calon klien kabur. Tapi sekarang nggak lagi. Gpp pasang harga tinggi asal sebanding dengan usaha yang kita lakukan
ReplyDeleteIyesss penting banget tau HPP. Suka sedih klo ada blogger lain yg cerita dibayar puluhan ribu aja buat menulis sponsored post.
ReplyDeleteBagus nih sharingnya kak. Dulu ketika pertama kali aku mau menentukan rate bingung banget loh takut kemahalan atau kemurahan. Seiring berjalannya waktu jadi makin paham harga "pasaran" dan tentunya tetap mempertimbangkan effort dan kualitas kita sendiri
ReplyDelete