foto oleh Ranny Afandi |
Apakah personal branding sekedar pamer skill?
Banyak yang mungkin mengambil kesimpulan bahwa branding adalah aktivitas promosi kelebihan yang dimiliki seseorang. Tidak ubahnya seperti sebuah barang yang hanya dinilai dari segi utilitas atau kebermanfaatannya saja. Apakah memang sesederhana itu?
Jika menggunakan analogi sebuah produk, ketika wanita lebih memilih membeli tas channel seharga ratusan juta rupiah daripada tas merek lokal seharga ratusan ribu rupiah, apa sebenarnya yang dicari oleh konsumen? Apakah hanya sekedar fungsi tas dalam membawa barang? Atau ada hal lainnya? Temukan alasan mengapa perempuan rela membeli tas ratusan juta di sini
You are your own brand
Diri kita tidak hanya sekedar "thing". Setiap orang begitu unik, berbeda antara satu dengan lainnya. Jika seseorang lebih sukses dibandingkan dengan yang lain, berarti ada hal-hal dalam dirinya yang lebih unggul.
Nilai unggul ini yang belum disadari banyak orang. Maka, ketika memutuskan untuk membangun merek sendiri, maka saatnya untuk memadukan berbagai elemen diri untuk mencapai suatu visi kesuksesan. Sukses ini beragam bentuknya, bisa penghargaan, kesempatan, manfaat, materi, relasi, kekuasaan dan lain sebagainya.
Your Brand = Your Image + Your Mission + Your Values + Your Vision
Lantas bagaimana menggambarkan sebuah personal branding? Personal branding dibangun dengan pondasi image atau citra diri. Pahami dulu konsep diri kita, siapa diri kita, potensi yang kita miliki, passion dan temukan hal unik yang berbeda dari orang kebanyakan (selling unique propotition).
Mission. Ketika membangun branding, tidak cukup hanya dengan bekerja, bergabung di komunitas, atau update portofolio di instagram. Namun, buatlah sebuah misi, atau rangkaian aktivitas yang digunakan untuk membentuk merek diri. Contohnya, jika ingin dikenal sebagai penyanyi seriosa muda, selain rajin berlatih, cobalah untuk sering mengikuti kompetisi, bersosialisasi sesama penyanyi, dan rajin mangupload video dokumentasi aktivitas menyanyi. Buat orang lain mengenal siapa diri kita dengan lebih baik. Misi= langkah-langkah dalam mencapai visi.
Value, nilai yang diyakini seseorang. Keunikan seseorang bukan hanya dari skill, tapi juga value hidupnya. Value yang menjadi penjaga, pengawas dalam bertindak profesional. Inilah yang membuat seseorang sesuai jalurnya. Memahami mana yang baik dan buruk, mana yang harus diprioritaskan mana yang harus ditinggalkan. Jika nilai ini selalu dipegang, ia akan memiliki integritas dalam mencapai visinya.
Strategi branding tidak akan dapat kita evaluasi jika sedari awal kita tidak menetapkan visi atau tujuan. Maka, ketika memutuskan membangun merek sendiri, maka tentukan di awal apa ujungnya, apa goals yang ingin dicapai. Buat target-target yang reliable sehingga branding tidak sekedar omong kosong belaka.
Sama seperti membangun sebuah produk, tentu perlu riset yang mendalam hingga akhirnya produk itu siap dipasarkan. Begitu pula dengan personal branding.
Temukan image seperti apa yang ingin kita bangun, tentukan strategi untuk mengoptimalkannya, jadi diri sendiri dan pegang teguh nilai yang diyakini, konsisten hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Baca Juga : Personal Branding Bukan Narsis
Dengarkan Podcast : Mengapa Perlu Membangun Personal Branding
***
Minggu, 12 Januari 2020 saya berkesempatan menjadi pembicara dalam acara bertajuk Event Collaboration Marketing Yourself : Developing Your Personal Brand yang diadakan Kumpulan Emak Blogger Solo (KEB). Dengan semangat women empowerment, KEB menggandeng SPEAKING.id , sebuah ruang belajar public speaking yang saya dirikan sejak awal 2019. Di acara yang sama, juga menghadirkan brand manager Ro.Na, brand fashion muslimah Indonesia, yang memberikan materi bagaimana membangun personal style untuk menguatkan citra diri.
foto oleh Ety Abdoel |
Post Comment
Post a Comment
You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)