Bukankah hidup dengan kepalsuan itu menyedihkan?
Ada seorang kawan yang sedang merintis suatu usaha di bidang fashion. Untuk mendongkrak bisnis yang dilakukannya, ia ingin membangun personal brand sebagai seorang selebgram. Setiap hari ia sibuk melakukan pemotretan. Lalu mengunggah foto dirinya di instagram. Berbagai spot menarik di kota sudah dijelajahi. Berharap fotonya banyak yang menyukai. Pengennya sih tanpa syarat ketentuan orang- orang menekan tombol follow.
Dua bulan lamanya, jumlah follower di Instagramnya tidak banyak berubah. Sesekali ia tergoda untuk membeli follower palsu atau membeli bot like untuk menaikan jumlah like di tiap postingannya. Kawan saya ini mulai merasa lelah. Effort yang ia keluarkan tidak sebanding dengan impresi yang ia dapatkan. Hatinya mulai pesimis. Logikanya mengatakan bahwa menjadi selebgram tidak tepat buat dirinya.
Mungkin kawan saya ini tidak sendiri. Banyak orang diluar sana kepayahan membangun merek pribadi yang sesuai dengan dirinya. Tidak sedikit yang menilai bahwa personal brand bisa mudah dibangun hanya dengan membuat indah postingan di social media. Melakukan pencitraan. Jumlah follower puluhan ribu otomatis membuat suaranya berpengaruh terhadap keputusan orang lain. Nyatanya tidak sesederhana itu, kan?
Membangun personal brand dimulai dengan mengenal jati diri. Tidak bisa berkiblat pada identitas orang lain. Kita perlu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya. Proses mengenal diri sendiri juga tidak mudah. Terkadang kita harus merasa sakit dan kecewa menemukan bahwa begitu banyak kelemahan yang kita miliki. Lalu, merasa tidak percaya diri dengan kelebihan yang terbatas.
Tapi ini harus dihadapi. Karena tidak ada kesempurnaan.
Proses menemukan jati diri inilah yang akan membuat kita sadar. "Oh, ternyata aku bisa ini ya? Aku harus perbaiki kekuranganku di sini. Aku harus optimalkan kekuatanku di bagian ini". Kita nggak bisa sibuk mengasihani diri sendiri, kalau ternyata banyak kekurangan yang kita miliki.
Kita harus fokus pada potensi kelebihan.
Kelebihan inilah yang harus di optimalkan.
Menemukan Nilai Hidup
Public Speaking, passion hidup saya. |
Dalam membangun personal brand ada empat hal dasar yang harus ditemukan. Pertama, adalah visi hidup. Setiap orang hidup pasti punya tujuan. Pengen jadi apa? Pengen kaya, jadi pengusaha sukses, jadi youtuber kreatif dengan 15 juta subscriber? Apapun. Tentukan tujuan hidup yang terukur. Berikan jangka waktu untuk setiap mimpi. Biar bisa di evaluasi, mana yang harus diganti mana yang harus diperjuangkan.
Visi ini nggak bisa didiamkan, ia harus diraih. Dengan berbagai strategi misi yang perlu dilakukan. Kalau mau jadi selebgram, riset dulu selebgram yang udah ada. Apa yang bikin selebgram A, B, C, D menarik. Bukan hanya bermodal foto cantik, tapi bisa saja ada personality yang berbeda. Contohlah Diana Rikasari. Meski gayanya dinilai quirky, nyatanya itu jadi unique selling proposition yang bikin beda dari fashion blogger kebanyakan. Seberapa banyak sih orang yang pede pakai baju polkadot, celana gambar micky mouse, terus pakai sepatu boots pelangi? See, she is a very unique!
Selanjutnya, yang tidak kalau penting, adalah prinsip menjaga nilai. Ada hal baik buruk yang kita yakini. Kalau mau menjalankan bisnis, berarti kita tahu mana sih jalan halal untuk meraih keuntungan. Kalau kerja sebagai blogger, berarti punya prinsip mana brand yang bisa diajak kerja sama mana yang tidak. Kalau sudah ada kesepakatan, berarti kita harus tanggungjawab terhadap brief yang disepakati. Termasuk urusan setor kerjaan. Value yang membuat kita kuat, nggak gampang goyah kalau ada bujuk rayu dan tantangan.
Value ini yang membuat hidup kita tanpa kepura-puraan. Jalani hidup apa adanya sesuai dengan kemampuan kita. Nggak perlu harus berhutang, cuma biar bisa jalan- jalan mahal. Aktif membuat konten di sosmed setiap hari untuk menunjukkan minat kita, tanpa followers palsu yang harus dibeli.
Siapa diri kita yang menentukan apa tindakan kita.
Misi, visi dan nilai, yang akan mendorong apa yang menjadi gairah hidup, Passion. Personal brand dibangun dari passion yang kuat. Kita harus mencintai apa yang kita lakukan. Bukan sekedar jadi pekerjaan, tapi jadi kebutuhan dan kesenangan.
Seperti ketika saya membangun podcast. Sering saya mendengar orang mengatakan "Ngapain bikin podcast, emang ada yang dengerin? Orang lebih suka nonton video, jadi vloger aja daripada jadi podcaster" Bikin podcast itu hal yang saya sukai. Saya suka bicara, suka berbagi ilmu. Buat apa ikut- ikutan melakukan hal yang bukan diri kita. Nanti bakal capek sendiri. Nikmati saja melakukan hal yang kita suka, tanpa basa- basi, tanpa modus agar disukai orang lain.
Simple!
Jadi Diri Sendiri Nggak Cukup, Be Authentic!
Kita sering mendengar sebuah kutipan "Be Yourself" Jadilah dirimu sendiri. Saya rasa menjadi diri sendiri saja tidak cukup. Jadi diri sendiri membuat seolah tindakan yang akan mempengaruhi siapa diri kita. Tapi dengan menjadi otentik, siapa diri kita yang mempengaruhi apa yang akan kita lakukan.
Jangan biarkan sikap kita ditentukan oleh orang lain, situasi atau kondisi disekitar. Jangan sedih ketika jumlah like di postingan instagram terlalu kecil. Jangan pesimis, ketika banyak kritikan buat karya kita. Tidak perlu capek- capek berusaha untuk membuat orang lain terkesan (impress). Tapi buatlah diri kita sendiri terkesan, karena kita sudah berusaha mengeluarkan the best version of ourselves.
Menyadari akan pentingnya menjadi otentik, saya mengapresiasi value yang disampaikan IM3Ooredoo, provider telekomunikasi yang sudah saya pakai sejak 13 tahun lalu. Bahwa kita diingatkan untuk berani menjalani hidup apa adanya. Ketika kita jujur terhadap nilai yang kita yakini, ternyata kita bisa fokus berkarya, percaya diri menunjukkan kemampuan, tanpa tipu-tipu dan tanpa kepura-puraan.
Video YouTube IM3 Ooredoo di bawah ini juga berhasil bikin saya lebih semangat sebagai digital content creator. Memproduksi podcast dengan topik yang saya sukai, tanpa harus sibuk memikirkan persepsi orang lain. Suka dengan karya saya silakan, nggak juga nggak papa.
Dan bersyukur, kapanpun saja mau upload konten, baik itu podcast, blog, vlog ataupun postingan di social media saya nggak perlu mikirin someting like jenis kuota, waktu kuota, jumlah kuota, dll. Karena saya pakai Freedom Internet dari IM3 Ooredoo yang simple dan bebas syarat ketentuan.
Paket Freedom Internet dari IM3 Ooredoo bikin saya bebas internetan kapan dan dimana saja tanpa khawatir kuota nggak bisa dipake atau kepotong. Tanpa tedeng aling-aling, transparan saat saya aktifkan paketnya. Dan itu mempermudah urusan personal atau bisnis yang saya jalani.
Finally, buat siapapun kamu yang pengen membangun personal brand, untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan, atau untuk mendukung usaha yang kamu jalani, atau pengen berkarir sebagai artis, politisi dan sebagainya, sekarang saatnya kamu untuk menjadi otentik. Temukan visi dan misi hidupmu, percaya nilai yang kamu yakini, dan optimalkan passion yang kamu punya. Jalani hidup apa adanya, dan fokus dengan apa yang pengen kamu raih. Karena hidup itu simple!
Brandingnya Mbak Sara emang udah kuat banget nih. Kagum saya :) Jadi auntentik, bikin kita juga jadi beda ya Mbak. Beda itu yang mudah diingat orang :)
ReplyDeleteNah ini, saya masih mengejar visi dan berusaha untuk authentic, daaan mengkomunikasikan value saya kepada para pembaca blog
ReplyDeletewah keren sih ini yang penting itu authentic ya kak! cheers..
ReplyDeleteMembangun brand itu tidak mudah, perlu perjuangan. Jangan pantang menyerah, insya Allah akan ada waktunya perjuangan itu akan membuahkan hasil yang luar biasa ^_^
ReplyDeleteIyess banget hidup itu so simple..
ReplyDeleteMarii kita berkarya dibidangnya masing2 dengan bebass berekspresi.
Btw cerita selebgram itu jadi teringat temenku juga yang lagi membangun personal brandingnya, ku selalu berpesan, hati2, be yourself dengan keunikanmu1
Membaca blog-mu bikin sadar kalo authenticity itu proses ya. Thanks for the inspiration Mba :)
ReplyDeleteJadi diri sendiri yang otentik dan terus banyak belajar akan menambah banyak pengalaman ya mbak.
ReplyDelete