Ketika awal tahun 2020, saya menuliskan banyak cita- cita. Mulai dari pengembangans bisnis, produktif bikin konten di berbagi platform, belajar untuk lanjut ambil program doktoral, dan pengen sering ketemu orang untuk silaturahmi setiap hari. Beberapa tahun terakhir memang fokus di pekerjaan, jadi tahun ini pengen sering berkunjung ke rumah sanak saudara. Dan yang nggak kalah penting quality time bareng keluarga, pokoknya suka duka, ramai sepi bersama.
Namanya orang boleh berencana, tapi Tuhan yang berkehendak. Akhir bulan Februari 2020 saya mulai khawatir dengan perkembangan virus Covid 19 di Wuhan, China yang udah nyebar di berbagai negara. Nunggu tanpa kepastian, bakal sampai Indonesianya kapan. Dan nggak terlalu lama, ketemulah 1 pasien positif Covid1 9 di Solo, tempat saya tinggal. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) langsung ditetapkan oleh Walikota. Dengan demikian praktis banyak hal berubah.
Kontrak kerja sama dengan beberapa klien terpaksa batal. Event banyak yang pending karena dilarang bikin kerumunan. Dan aktivitas ngajar di kampus berubah jadi ngajar daring. Nggak bisa sembarangan keluar rumah. Perasaan paranoid tiba- tiba muncul. Apalagi saya punya penyakit asma yang masuk kelompok rentan.
Terakhir ketemu mama saya sekitar 2 bulan lalu. Padahal jarak rumah kami cuma 5 km. Jujur aja, mama saya agak bandel, masih sering keluar rumah yang sebenernya nggak penting- penting amat. Makanya, saya ambil kebijakan untuk nggak usah ketemu untuk sementara waktu. Kasihan Lila, anak saya kalau sampai kenapa- kenapa, karena usianya masih belia.
Teknologi Mereduksi Hambatan
Beberapa kali mama saya bilang kangen pengen ketemu cucunya. Tapi saya bilang jangan dulu, untuk kebaikan bersama. Sebagai gantinya, kami sering telponan.
Kadang rindu memang tak tertahan. Untung saja, teknologi mampu mereduksi hambatan. Saya bisa menghubungi keluarga kapanpun saya mau. Kadang hanya pertanyaan sederhana "Sehat, Ma? Buka puasa apa? Nanti seharian mau ngapain?" Hanya sekedar bertanya kabar, tapi bukti bahwa silaturahmi tetap terjalin.
Apalagi sekarang ada video call. Rasanya jadi lebih dekat dengan melihat langsung wajah seseorang yang kita hubungi. Bisa memastikan kalau mereka baik- baik saja.
Bukan cuma silaturahmi, pandemi ternyata nggak jadi penghalang untuk berkolaborasi. Beberapa proyek podcast saya tetap jalan seperti biasa. Saya biasa melakukan interview narasumber tanpa bertatap muka langsung. Mengandalkan kekuatan jaringan di smartphone, saya bisa langsung menghubungi narasumber di manapun mereka berada.
Teknisnya sederhana, ketika saya menelpon maka proses perekaman suara saya lakukan dengan menggunakan fitur record di handphone. Agar hasil clean, maka rekaman suara di edit dengan audio editing software. Tanpa banyak keribetan, semua bisa jalan.
Membuat materi kuliah online untuk mahasiswa |
Meski di rumah aja, aktivitas mengajar juga tetap harus dilakukan. Saya menggunakan beberapa platform pengajaran online dan social media. Tinggal atur jadwal, membuat kelas online, maka mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan. Materi presentasi juga bisa langsung ditampilkan ke layar. Interaksi bisa dilakukan hampir seperti ketika di kelas. Semua terasa lebih mudah.
Tidak ada halangan untuk berbagi ilmu dan pengetahuan meski tidak saling jumpa dalam forum- forum formal. Saya sering memanfaatkan IG Live untuk mendiskusi topik tertentu dan menjawab pertanyaan teman- teman yang bergabung. Positifnya saya bisa bertukar pikiran dengan banyak teman di berbagai wilayah di Indonesia. Nggak nyangka, provider komunikasi saya bisa lancar kapan saya bahkan di saat rush hour sekalipun.
Ramai Sepi Bersama
Ternyata Covid 19 ini berhasil ya mengubah perilaku umat manusia. Nyatanya, banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah. Thank to the Internet. Makanya pas lihat TVC IM3 Ooredoo kayanya bener- bener relate dengan kehidupan saat ini. Ngerasain banget gerak nggak bisa leluasa, tapi nggak bikin kreativitas jadi buntu.
Kamu tahu kan kalau anthem “Ramai Sepi Bersama” yang diinisiasi IM3 Ooredoo berhasil membuat empat musisi berkolaborasi? Mereka adalah Baskara Putra (Hindia), Kunto Aji, Yura Yunita dan juga Sal Priad dan berhasil menghadirkan lagu “Ramai Sepi Bersama”. Lagu ini punya pesan yang bagus banget, bisa sebagai penyemangat sekaligus mengingatkan kita semua bahwa apapun yang terjadi, tidak ada yang lebih penting dari silaturahmi meski ditengah pandemi.
Bagusnya lagi ternyata proses produksi lagu dan pembuatan iklan IM3 Ooredoo ini dibuat dari rumah baik talent maupun kru produksinya. Semuanya serba remot karena memang aturan physical distancing masih berlaku.
Keren, kan?
Bersyukur deh, sekarang bisa bebas internetan. Semua aktivitas saya kebantu banget dengan koneksi yang bisa diandalkan. Apalagi harga kuota data juga terjangkau. Andalan saya itu Freedom Kuota Harian dari IM3 Ooredoo. Cukup bayar 74.900 kita bisa dapat 28 GB untuk 28 hari.
1 GB per hari itu bisa dukung banget untuk silaturahmi setiap hari. Bisa videocallan, ngobrol via chat dan social media, sampai diskusi dan belajar melalui online platform bersama komunitas. Harganya hemat tapi bisa bawa banyak manfaat.
Saya nggak bohong kalau kondisi saat ini memang menguji kesabaran kita. Tapi semoga teman- teman bisa selalu menjaga semangatnya. Tenang, kita tetap bisa kok #silaturahmisetiaphari, saling mendoakan dalam hati dan produktif berkarya dengan hati yang gembira.
Goodluck ya teh sar cantik rasanya nggak ada kata mati gaya ya dalam sikon seperti ini.
ReplyDeleteKalau ada kuota dan handphone mumpuni kita bisa melakukan silaturahmi online ya Mbak apalagi kepada orang tua aku dulu hampir setiap hari video call sama almarhum ibu dan anak-anak ini seperti saya harus ada yang dilakukan setiap hari yaitu menelepon
ReplyDeletePandemi virus gini emang bikin susah ketemu ya, untung ada im3 yg bikin jarak jadi dekat karena bisa komunikasi tanpa sinyal.jelek
ReplyDeletewihh, kelasnya pasti padat banget ini ya, keren banget sih ka saraaa fansss!
ReplyDeleteKebetulan saya salah satu yang tidak bisa mudik, tapi dengan teknologi, bisa diatasi ya :)
ReplyDeleteSeru banget ya mbak sara kegiatannya dirumah saat ini jdi lebih produktif sekali ya mbak sangat salut
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak Sara, jaringan dan kuota memadai untuk tetap beraktivitas dari rumah saja.
ReplyDeleteMantul, tetap produktif meski di tengah kondisi kaya begini ya mbak. Awal-awal pandemi kemarin, masih bingung & galau mau ngapain, kalo sekarang nyoba survive & produktif meski di rumah saja. Asal kuota banyak, sinyal internet oke, cusss..
ReplyDeleteJadi, nggak ada alasan jarak bikin kita berhenti bekerja, berkarya, dan menghasilkan ya, Mbak. Hanya butuh akses internet dan kemauan bergerak, nggak lantas pasrah rebahan aja. Apalagi semuanya bisa diselesaikan dengan kuota internet dan asyik banget ada IM3Ooredoo ini.
ReplyDeleteTetap terkoneksi dengan duni luar, stay positive dan tetap melakukan hal-hal baik seperti belajar, bikin hidup kita sebenarnya masih normal kok. Hanya saja dikurangi sedikit nikmatnya jalan-jalan sama nongki.
ReplyDeleteHhehehe...
Seneng denger suara kak Sara.
Aku selalu suka nonton dan dengarin mba Sara. Vokal suaranya bagus macam entrepreneurship terkenal itu.
ReplyDelete