"Mah, malam ini sepuluh cerita ya"
Waduh, sepuluh? Saya garuk- garuk kepala. Judul buku apalagi
yang harus saya baca. Rasanya bosan mengulang- ulang buku yang sama. Saya harus
lebih pintar berimprovisasi. Karena selain sebagai pembaca buku, sekarang jadi
pendongeng juga. Ceritanya bermacam- macam. Mulai dari cerita kelinci dan
wortel, kisah tentang peri di Negeri Merah Jambu, legenda Timun Emas, dan masih
banyak lainnya.
Saya tidak pernah keberatan menikmati kesempatan 20 menit
setiap malam bercerita sambil berdiskusi dengan Lila, anak saya. Apalagi
mungkin seharian saya lebih fokus bekerja. Sesekali Lila memang suka merengek,
kenapa mamanya sibuk sekali. Tapi dengan aktivitas bed time story ini, bisa
jadi semacam penebus dosa atas waktu bermain yang sedikit bersamanya.
Mungkin, para ibu yang bekerja di ranah publik merasakan hal
yang sama. Ada kalanya bonding dengan anak berkurang. Meski secara fisik kami
bertemu, ternyata waktu tidak melulu bisa berpadu. Mungkin kita dekat, tapi
secara hati jauh dan berjarak.
Hak anak, yang kadang terabaikan atas nama kesibukan dan
rasa lelah. Sebagian orang tua merasa sudah memberikan semuanya, dengan uang
hasil kerja keras. Tapi terkadang kita lupa, anak hanya ingin diperhatikan dan
merasa dekat.
Itulah mengapa saya merasa senang. Ketika akhirnya menemukan
best moment bersama anak melalui aktivitas membaca cerita. Bermodalkan buku
atau aplikasi cerita, saya bisa leluasa melakukan reading aloud atau aktivitas membaca nyaring. Membaca menyenangkan
bukan hanya karena kisahnya yang menarik, tetapi juga karena interaksi, tawa dan melihat ekspresi wajah anak yang antusias ketika
sebuah dongeng dihidupkan melalui cerita bergambar.
Reading Aloud
Usia Lila hampir 6 tahun. Kemampuan membaca dan menulisnya sudah berkembang pesat. Terlebih selama 10 bulan terakhir saya dan suami
mengambil alih tugas guru selama pandemi. Kami mengajar Lila setiap hari. Membaca,
menulis, menggambar, membuat kerajinan tangan, juga mengaji.
Untuk menstimulasi kebiasaan membaca, saya mengenalkan reading aloud pada Lila. Reading aloud atau membaca nyaring diartikan sebagai
aktivitas membaca buku dengan cara disuarakan. Jadi ketika membaca buku, kita
sampaikan dengan suara lantang. Meski terbilang mudah, ternyata reading aloud ini memberi banyak
manfaat. Seperti, meningkat daya imajinasi anak, melatih anak memahami alur
cerita, menambah perbendaharaan kata, melatih berbicara dan berdiskusi, dan
yang tidak kalah penting yaitu menguatkan bonding ibu dan anak.
"Apakah membaca nyaring harus dilakukan dalam durasi
yang lama?" seorang kawan saya pernah bertanya. Oh, tidak. Cukup 15 menit
setiap hari, manfaat reading aloud
ini bisa dirasakan.
Aktivitas ini sebenarnya bukan hanya untuk orang tua dengan
anak yang sudah mampu membaca saja. Bahkan, semenjak dalam kandungan
orang tua bisa mulai aktif membacakan buku untuk calon bayi mereka. Professor
Minna Huotilainen dari University of Helsinki dalam penelitian berjudul
Prenatal Music Exposure Induces Long-Term Neural Effects ( 2013) menjelaskan,
bahwa otak janin mampu beradaptasi dengan suara dan bahasa yang ia dengar sejak
dalam rahim. Baik dari nyanyian atau ketika diajak berbicara oleh orang tuanya.
Maka, reading aloud bisa menjadi
stimulasi positif untuk membuat otak janin berkembang dengan lebih optimal.
Tidak ada waktu yang spesifik untuk melakukan reading aloud. Kita bisa lakukan kapan dan di mana saja. Tapi perhatkan mood anak, hindari saat ia merasa lapar, lelah, atau ngatuk berat.
Memilih Cerita Untuk Reading Aloud
Setelah membaca puluhan cerita, ternyata tidak semua buku dan cerita nyaman untuk dibaca nyaring. Cerita yang bertele- tele akan membuat anak cepat bosan dan kesulitan memahami jalan
cerita.
Ada beberapa karakteristik cerita yang cocok untuk membaca nyaring.
1. Cerita boleh fiksi maupun non fiksi
Sesuaikan dengan usia anak. Anak di bawah 5 tahun memang
lebih tepat dengan cerita fiksi, untuk anak di atas 5 tahun kita bisa memadukan
dengan cerita non fiksi yang disesuaikan dengan nilai- nilai kehidupan sehari
hari.
2. Pilih cerita bergambar
Pada dasarnya otak manusia memang lebih responsif terhadap pesan visual. Cerita bergambar akan memudahkan anak dalam memahami cerita.
3. Pilih cerita dengan alur yang tegas dan tokoh yang kuat
Anak memiliki tingkat konsentrasi yang terbatas. Orang
tua sebaiknya memilih cerita yang lugas dan tidak bertele- tele. Cerita- cerita
deskriptif dan argumentatif kurang sesuai untuk aktivitas reading aloud karena terlalu detail. Kecuali jika orang tua mampu
melakukan parafrase sehingga cerita bisa dinikmati dengan ringan.
4. Pilih buku dengan teks berukuran besar
Jika kita menggunakan buku untuk media reading aloud, sebaiknya memilih buku dengan teks berukuran besar. Beri kesempatan anak untuk mengeja
huruf demi huruf untuk meningkatkan skill membacanya.
Let’s Read.
Membaca Nyaring dengan Mudah dan Menyenangkan
Ada kalanya saya bingung, ketika anak selalu meminta cerita baru untuk disampaikan. Jika harus membeli buku baru terus menerus pasti akan merepotkan. Untungnya saya menemukan aplikasi Let’s Read.
Let’s Read adalah sebuah perpustakan digital dengan banyak koleksi cerita anak, yang diprakarsai oleh Books for Asia dari The Asia
Foundation. Aplikasi ini bertujuan menumbuhkan minat baca anak yang ada di Asia. Cerita anak di Let's Read tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah seperti bahasa Sunda, Jawa dan Bali. Konten
lokal ini dikembangkan melalui lokakarya dan bekerja sama dengan para pakar
buku anak dan komunitas.
Sejak mengenal Let's Read, screen time Lila jadi lebih bermanfaat. Selain bisa diakses melalui aplikasi, kita bisa juga mengakses melalui website letsreadasia.org
1. Cerita bergambar yang menarik ✔️
Setiap kisah di Let's Read dilengkapi dengan gambar yang menghidupkan dongeng. Dengan cerita bergambar ini, akan membantu improvisasi saat reading aloud sekaligus menarik perhatian anak. Anak akan lebih mudah mengimajinasikan alur cerita
dengan gambar yang ditampilkan.
2. Pilihan cerita yang beragam ✔️
Pada aplikasi Let’s Read disajikan gulir
menu untuk memilih :
- bahasa
- level cerita
- topik cerita
Para ibu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mereka menurut
bahasa, usia anak dan topik yang anak sukai.
3. Mengembangkan kreativitas dengan berbagai bentuk konten ✔️
Pembaca Let’s Read diizinkan melakukan
adaptasi cerita ke dalam format lain. Seperti membuat konten audio (podcast)
atau video (vlog) tanpa ada izin tertulis dari penulis maupun ilustrator. Kita
juga boleh mengunduh dan mencetak cerita jika
dibutuhkan untuk sesi membaca di rumah atau di sekolah.
Menghidupkan Dongeng dengan Cerita Bergambar
Ketika dinobatkan sebagai Bunda Duta Baca Kota Solo tahun 2019, saya memiliki misi untuk menyebarkan semangat membaca ke lebih banyak orang tua. Saya memahami bahwa minat baca anak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan orang tua. Maka, jika orang tua tidak membudayakan kebiasaan membaca di rumah, maka minat baca anak tidak akan timbul.
Hasil penelitian evaluasi sistem pendidikan Programme for
International Student Assesment (PISA) di tahun 2018 menunjukkan, bahwa siswa di Indonesia menempat
nilai terendah untuk pengukuran membaca, matematika, dan sains. Maka, sudah menjadi
tugas kita sebagai orang tua agar lebih peduli untuk meningkatkan literasi baca
tulis anak sejak dari rumah. Salah satunya dengan aktivitas Reading aloud ini.
Bagaimana agar aktivitas membaca nyaring menjadi
menyenangkan?
1. Pahami ceritanya
Sebelum membacakan cerita ke anak, sebaiknya kita sudah memahami jalan ceritanya terlebih dahulu. Sehingga, kita bisa melakukan improvisasi jika dibutuhkan.
2. Pilih tempat yang nyaman
Kita bisa melakukan reading aloud di atas kasur, atau duduk di sofa. Posisikan tubuh anak dengan nyaman, sehingga ia bisa fokus mendengarkan cerita yang kita bacakan.
3. Perkenalkan Cerita
Sampaikan judul ceritanya. Bisa juga dengan menyebutkan nama penulis dan ilustratornya. Lalu, mulai dengan mengenalkan tokoh utama dalam cerita tersebut.
4. Improvisasi dengan suara dan gestur
Agar sesi reading aloud tidak monoton, lakukan improvisasi dengan memberikan efek suara yang dramatis dan menyenangkan, gestur, ekspresi wajah, dan perubahan nada suara agar anak semakin tertarik menyimak.
5. Tunjukkan detail ilustrasi gambar
Tunjukkan detail ilustrasi dan penokohan dalam cerita untuk menguatkan imajinasi anak.
6. Luangkan waktu untuk diskusi
Rasa ingin tahu anak sangat besar. Coba pancing agar ia belajar mengemukakan pendapat dan perasaan mereka. Gunakan pertanyaan kreatif untuk mendorong pemikiran dan diskusi yang mendalam.
Nah, seperti apa sih serunya ketika saya membaca nyaring bersama Lila dengan aplikasi Let's Read?
Lihat yuk video di bawah ini.
Membaca nyaring itu menyenangkan, bukan?
Untuk
mendapatkan banyak cerita seru lainnya, yuk download aplikasi Let’s
Read di Play Store atau App Store atau klik di sini. Temukan berbagai cerita bergambar menarik dalam berbagai bahasa, bisa diakses
dimana saja, dan pastinya gratis.
Happy Reading aloud!
beberapa tahun yang lalu aku agak kesulitan mencari referensi cerita dongeng untuk dibacakan ke anak juga sumber konten media sosial klien, eh sekarang udah ada let's read
ReplyDeleteMy kids love reading aloud when they were younger. It’s a good habit that we can instill since the very early days
ReplyDeleteSangat menarik sekali tentunya adanya program seperti ini.. Apalagi aku juga download aplikasinya dan sangat disukai anak aku
ReplyDeleteLets Read ini memang bener2 sangat membantu saya dalam membacakan dongeng si kecil, karena si kecil sangat tertarik dengan gambar dongeng yang diberikan dan dia mulai belajar berimajinasi
ReplyDeleteWah, mbak pernah jadi duta baca rupanya,pantas saja si adik minta dibacakan 10 buku cerita. Mamanya jago sih. Saya setuju sekali, kalau orang tua memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca anak-anak kita.
ReplyDeleteWahh beruntung banget lila punya mama yang ngerti banget bikin cerita jadi menarik plus di fasilitasi lets read ya
ReplyDeleteWah Lila mau dibacain 10 cerita yaa hihi...seru ya mbak read aloud bareng Lila
ReplyDeleteAku tuh termasuk yang suka membaca nyaring saat mendongeng dengan buah hati.
ReplyDeletePlus ekspresif juga.
Paling suka dan merasa damai saat melihat aura wajah ananda saat terbawa cerita yang aku baca.
Reading aloud, memang lebih greget!
Reading aloud is a must menurutku dalam perkembangan anak.
ReplyDeleteIni yang saya lakukan juga mak ke anak-anak terlebih ke bungsu. Tiap malam pasti saya bacain cerita. Karena di rumah buku cerita bergambar terbatas, jadi 4L deh bacanya.
Baru tau ada aplikasi ini, membantu bangeeet nih bagi saya yang udah stuck dengan bacaan anak. Ini langsung didonlot dah. ^^
Anakku juga suka sekali dibacakan buku dengan nyaring. Tapi kadang aku ketiduran. Ternyata membacakan buku cerita enggak melulu harus di tempat tidur ya. Aku kebiasan nih Mbak, kalau membacakan cerita atau mendongeng itu ketiduran. Hiks.
ReplyDeleteSetuju banget nih, habit membaca emang harus diawali dari orangtuanya ya. Metode read aloud ini bagus banget untuk melatih kosa kata anak dan kepercayaan diri juga. Terasa mengasyikkan ya bersama-sama membaca via Let's Read ini bersama anak.
ReplyDeleteoh ini aplikasinya ada dongeng multi bahasa ya,,, boleh dicoba nih, anakku masih 3 tahun, kurang suka baca soalnya visual banget anaknya tapi kalo bacaannya ada gambarnya gini pasti menarik apalagi pake gadget
ReplyDeleteReading aloud bisa dijadikan ajang latihan juga ya bagi orang tuanya untuk bisa berbicara dengan intonasi yang jelas. Anak senang dibacakan cerita, orang tua juga bisa dapat manfaat yang lain. Tapi kalau mamanya Lila sih suaranya udah juaraaa!
ReplyDeleteya ampun 10 cerita 😁Lilaaaa..
ReplyDeleteaku 2 buku diulang 2x aja pegel mulutnya.
btw oke juga ini let's read jd penasaran
mencari bahan cerita anak yang tidak mengulang kisah-kisah lama memang agak PR ya Mba... jadi lebih mudah jadinya sekarang...
ReplyDeleteWaah...anaknya kak Ney uda tau banget, kalau diceritain sama mama, bisa sampai berpuluh-puluh cerita karena suaranya merdu.
ReplyDeleteHihii...mama pasti bisa.
Dengan Let's Read, bisa menjelajah dunia imajinasi lebih luaass..
App Let's read ini bisa saya rekomendasikan ke keponakan-keponakan, agar semakin suka membaca. Btw, sepengalaman saya (saat kecil) Reading aloud memang menyenangkan. Doeloe saya negrtinya ya asyik saja kalau mbaca dengan suara lantang dan kini semakin tahu kalau ternyata Reading aloud itu banyak manfaatnya, terutama jika dibacakan utk anak-anak (bahkan saat masih dalam kandungan)
ReplyDeletewah sangat mengasyikan ya dan banyak manfaatnya
ReplyDeletewahh sangat modern ya kak, mau aku rekomendasikan ke keponakan ah :D semoga jadi rajin membaca
ReplyDelete