Saat seorang mahasiswa maju presentasi di depan kelas, saya melihat mata dan kepalanya yang tertunduk lesu. Entah karena kurang tidur, sedang bersedih atau memang tidak berminat pada sesi presentasi tersebut. Ketika mulai berbicarapun, suaranya terdengar lirih. "Mbak, tolong lebih keras ya.", ujar saya mengingatkan. Meski volume suaranya bertambah, tapi pembawaannya seperti tidak berenergi. Teman- teman yang lain sibuk berbicara sendiri. Dia yang sedang presentasi seolah terlupakan.
Bahasa tubuh kita tidak selalu terlihat percaya diri. Kita sering tidak sadar, apa yang kita lakukan menimbulkan kesan negatif dibenak audiens. Akibatnya, audiens menjadi bosan, hilang minat dan tidak acuh terhadap apa yang komunikator sampaikan.
Saat public speaking, komunikator bukan hanya menyampaikan pesan verbal melalui lisan. Secara bersamaan pesan nonverbal juga disampaikan melalui ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh saat berbicara.
Apa yang ditangkap melalui indra komunikan, kemudian akan memengaruhi persepsi audiens terhadap diri komunikator. Oleh karena itu penting bagi seorang pewicara publik, mampu menyampaikan pesan verbal dan nonverbal dengan baik. Kelihaian ini akan membuatnya terlihat percaya diri, materi yang disampaikan dapat dipercaya dan dipahami dengan baik.
Bicara mengenai public speaking, berikut ini adalah lima bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari saat berhadapan dengan audiens.
1. Ekspresi wajah yang tidak ramah
Facial expression adalah hal pertama yang dilihat audiens. Ketika wajah kita terlihat galak, angkuh, arogan, sedih dan tidak bersemangat, hal ini akan dinilai negatif oleh hadirin. Agar tidak dinilai demikian, cobalah pasang senyum yang tulus ketika berdiri di hadapan audiens. Meskipun tubuh sedang lelah, atau mental sedang tidak baik- baik saja, tetapi ketika melakukan public speaking kita harus bersikap profesional.
2. Suara lirih
Suara lirik memberikan makna bahwa komunikator tidak cukup percaya diri dengan dirinya. Suara lirih juga menunjukkan power yang rendah. Cobalah untuk bersuara lantang, terlebih saat membuka sesi public speaking. Suara yang lantang akan memberi nyawa pada informasi yang kita sampaikan. Lantang ya, bukan berteriak.
3. Menundukkan pandangan
Grogi berbicara di depan umum? Semua orang mengalaminya. Tapi usahakan, hal itu tidak terlihat. Rasa percaya diri bisa dimulai dari cara kita menatap audiens. Tatap mata audiens satu persatu. Jangan fokuskan pandangan pada naskah yang dibawa, atau langit- langit ruangan, yang membuat kita seolah melamun dan menerawang jauh.
Jaga kontak mata dengan audiens, agar mereka menyadari bahwa kehadiran mereka berarti bagi kita. Menjaga kontak mata juga menimbulkan chemistry, interaksi emosional dan adanya rasa saling menghargai.
4. Membungkuk
Postur tubuh seseorang dapat menunjukkan level percaya dirinya. Daripada membungkuk atau membusung, cobalah jaga tubuh agar memiliki berat yang seimbang antara kaki kanan dan kiri. Kunci tulang belakang sehingga tubuh terlihat tegak dan siap.
5. Terlalu banyak gerakan tidak penting
Seperti membetulkan jilbab atau rambut, menggosok hidung, meremas- remas tangan, yang memperlihatkan rasa gugup kita di depan audiens. Coba latih di depan kaca dengan berbicara secara santai. Gerakkan tangan seperlunya mengikuti materi yang kita sampaikan secara lisan.
Itu tadi lima hal yang sebaiknya dihindari saat public speaking.
Kira- kira manakah yang paling sering kamu lakukan?
Post Comment
Post a Comment
You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)